Perpisahan Antara Orang-Orang Yang Beriman Dengan Orang-Orang Munafik
Setelah bangkit dari sujud maka orang-orang beriman akan mengikuti Allah subhanahu wa ta'ala dan akan dibentangkan Ash-Shirath, atau jembatan di atas neraka, sebagaimana di dalam hadist Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Al-Bukhori dan Muslim. Keadaan saat itu gelap gulita.
Seorang Yahudi pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ: "Dimanakah manusia pada hari dimana bumi dan langit diganti?" Beliau ﷺ mengatakan: "Di tempat yang gelap sebelum jembatan." (HR. Al-Bukhori dan Muslim)
Kemudian orang-orang yang beriman akan diberikan cahaya. Di dalam hadist yang shohih yang diriwayatkan oleh Ath-Thobroni di dalam Al-Mu'jamul Kabir, dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: "Maka Allah memberikan mereka cahaya sesuai dengan amalan mereka." Ada di antara mereka yang diberi cahaya sebesar gunung yang besar, yang berjalan di depannya. Dan ada yang diberi lebih kecil dari itu. Dan ada yang diberi cahaya sebesar pohon kurma di sebelah kanannya dan ada yang diberi lebih kecil dari itu. Sehingga ada orang yang diberi cahaya dijempol kakinya, kadang menyala dan kadang padam, apabila menyala maka dia melangkahkan kakinya dan berjalan, dan apabila padam dia berdiri/berhenti. Ini menunjukkan kepada kita tentang pentingnya mengamalkan ilmu bagi seorang muslim. Semakin banyak cahaya ilmu yang dia amalkan di dunia maka akan semakin banyak cahaya yang akan dia dapatkan di hari kiamat.
Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwasanya orang-orang munafiq juga akan diberi cahaya dan akan mengikuti Allah. Namun cahaya mereka padam sebelum sampai di jembatan. Allah subhananu wa ta'ala menceritakan di dalam surat Al-Hadid di ayat 12-15 yang artinya :
"Pada hari ketika kamu melihat orang-orang beriman laki-laki dan wanita cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka. Dikatakan kepada mereka pada hari ini ada berita gembira untuk kalian, yaitu surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kalian akan kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar. Pada hari ketika orang-orang munafiq laki-laki dan wanita: Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kalian. Dikatakan kepada orang-orang munafiq: Kembalilah kalian ke belakang dan carilah sendiri cahaya untuk kalian. Lalu dibuatlah di antara orang-orang yang beriman dan orang-orang yang munafiq sebuah dinding yang memiliki pintu. Di sebelah dalamnya yaitu sisi orang-orang beriman ada rahmat. Dan di sebelah luarnya yaitu sisi orang-orang munafiq ada siksa. Orang-orang munafiq memanggil orang-orang yang beriman seraya berkata: Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kalian di dunia?" Maksudnya, bersama orang-orang yang beriman secara zhohir. Orang-orang yang beriman mejawab: Banar, akan tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri, yaitu dengan kenifaqan kalian. Dan kalian dahulu menunggu-nunggu kehancuran kami dan kalian ragu-ragu serta ditipu dengan angan-angan kosong. Sehingga datanglah ketetapan Allah dan penipu, yaitu setan, telah datang memperdaya kalian tentang Allah. Maka pada hari ini tidak akan diterima tebusan dari kalian maupun dari orang-orang kafir. Tempat kalian adalah neraka. Itulah tempat berlindung kalian dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.
Demikianlah orang-orang munafiq kembali tertipu. Mereka mendapat cahaya di awal dan menyangka bahwasanya akan selamat bersama orang-orang beriman, namun ternyata persangkaan mereka salah. Orang-orang yang beriman ketika melihat cahaya orang-orang munafiq padam, mereka berdoa:
رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu" --(At-Tahrim : 8)
Di dlam hadist yang shahih yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan juga Tirmidzi, Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwasanya orang yang berjalan ke mesjid di dalam kegelapan malam yaitu untuk melakukan sholat berjamaah maka dia akan mendapatkan cahaya yang sempurna di hari kiamat.
Di antara usaha seorang muslim untuk menghilangkan kenifaqan adalah menjaga sholat 5 waktu secara berjamaah. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang sholat karena Allah selama 40 hari secara berjamaah mendapatkan takbiratul ula (yaitu takbiratul ihram ) maka dia akan terlepas dari 2 perkara, terlepas dari neraka dan terlepas dari kenifaqan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar