Pertanyaan Ketika Hisab Bagian 02 dari 02
Di antara hal yang akan ditanyakan oleh allah subhanahu wa ta'ala ketika hisab adalah pendengan, penglihatan dan hati kita. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya." --(Al-Isro' : 36)
Dengan demikian hendaklah seorang muslim menjaga pendengan, penglihatan dan hatinya dari apa yang Allah haramkan.
Di antara yang akan ditanyakan adalah perjanjian. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا
"dan penuhilah perjanjian; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya." --(Al-Isra' : 34)
Dan perjanjian di sini mencakup perjanjian seorang hamba kepada Allah maupun kepada makhluk. Seorang muslim dituntut untuk menyempurnakan janjinya.
Di antara hal yang akan ditanyakan adalah tentang amanat yang telah Allah berikan kepada kita. Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya:
"Setiap kalian adalah penjaga amanat dan setiap kalian akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang imam (pemimpin negara) adalah penjaga amanat dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut, seorang bapak adalah penjaga amanat di dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut, seorang ibu adalah penjaga amanat di dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang apa yang dia jaga, dan Seorang pembantu adalah penjaga amanat harta majikannya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut." --(HR. Bukhori dan Muslim)
Seorang pemimpin mendapat amanat dari Allah untuk menegakkan hukum-hukum Allah atas rakyatnya dan berbuat adil. Seorang bapak mendapat amanat untuk memimpin keluarga dan membawa mereka kepada kebaikan serta memberikan hak-hak mereka. Seorang ibu mendapat amanat untuk mengurus rumah tangga, mengurus anak, menasihati suami dan lain-lain. Seorang pembantu mendapatkan amanat untuk menjaga harta majikannya dan melaksanakan pekerjaan sebagai seorang pembantu. Masing-masing kita hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya, apapun peran kita, sesuai dengan yang Allah perintahkan, baik kita sebagai seorang pemimpin maupun yang dipimpin, baik sebagai juru dakwah maupun yang didakwahi, baik sebagai seorang suami maupun sebagai istri, baik sebagai seorang ayah atau ibu maupun anak, baik sebagai seorang guru maupun murid, dan lain-lain, masing-masing hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban dengan sebaik-baiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar