Rabu, 31 Juli 2019

Membersihkan Hati dari Fitnah Syubhat dan Fitnah Syahwat

Membersihkan Hati dari Fitnah Syubhat dan Syahwat

Penghalang seseorang dari mendapat ilmu dan hidayah adalah kotornya hati akibat fitnah syubhat dan syahwat. Oleh karena itu agar ilmu mudah masuk dan hidayah dapat menetap di hati seseorang, maka ia perlu membersihkan tempat ilmu, yaitu hati, dari kotoran syubhat dan syahwat. Jika hati bersih dari syubhat dan syahwat, maka ilmu dan hidayah akan mudah masuk dan pantas untuk menetap di dalamnya. Sedangkan, jika hati terfitnah oleh syubhat dan syahwat, maka dia tidak dapat menerima ilmu, bahkan pada tingkatan yang lebih parah, syubhat dan syahwat bisa merusak amal dan ilmu seseorang. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَفُرُوجِكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْهَوَى

Artinya: "Sungguh yang sangat aku takutkan dari kalian adalah syahwat keji dari perut, dan kemaluan kalian, serta hawa nafsu yang menyesatkan." -- (HR. Ahmad)

Maka kata-kata "syahwat keji dari perut dan kemaluan kalian" yang dimaksud oleh Rasulullah ﷺ adalah fitmah syahwat, sedangkan yang Beliau maksud dengan "hawa nafsu yang menyesatkan" adalah fitnah syubhat. Berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ tersebut kita mengetahui bahwa syubhat adalah kekurangan ilmu atau kerusakan ilmu, pemahaman, dan keyakinan yang membuat seseorang tersesat dalam beragama, sedangkan syahwat adalah dorongan untuk melakukan pelanggaran demi kepuasan nafsu yang bersifat keduniaan.

Karakteristik Fitnah Syubhat dan Syahwat

Fitnah Syubhat

Syubhat artinya samar, kabur, atau tidak jelas. Penyebabnya adalah lemahnya bashiroh (wawasan) dan kurangnya ilmu. Gejala-gejala (ciri-ciri) bahwa seseorang terkena fitnah syubhat adalah rusaknya pemahaman, ilmu dan keyakinannya. Akarnya adalah karena mengutamanakan ra'yu di atas syariat (dalil). Sehingga dampaknya adalah kesulitan dalam membedakan antara yang ma'ruf dan yang munkar, antara tauhid dan syirik, antara yang haq dan yang bathil, antara yang sunnah dan yang bid'ah. Hasil akhirnya adalah keraguan, bid'ah, nifaq, dan kekafiran tergantung tingkat kerusakan pemahamannya.

Fitnah Syahwat

Syahwat artinya selera, nafsu, keinginan, atau kecintaan. Penyebab untama penyakit syahwat adalah kecintaan yang berlebihan terhadap hal-hal yang bersifat duniawi. Gejalanya adalah mengikuti apa-apa yang disenangi oleh hati/nafsu sehingga keluar dari batasan syari’at. Akarnya adalah karena mengutamakan hawa nafsu di atas akal sehat. Dampaknya adalah kerusakan niat (hilangnya keikhlasan), rusaknya kehendak dan rusaknya amal(cenderung bermaksiat). Bentuk penyakit syahwat ini misalnya: rakus terhadap harta, tamak terhadap kekuasaan, ingin populer, mencari pujian, suka perkara-perkara keji, zina, dan berbagai kemaksiatan lainnya.

Pokok dari Segala Fitnah

Al-Imam Ibnu Qayim Al Jauziyyah rahimahullah berkata:

"Dan pokok dari segala fitnah hanya terjadi dengan jalan mengutamakan ra’yu (pikiran) atas syariat, dan mengutamakan hawa nafsu dari pada mengikuti akal sehat. Maka yang pertama merupakan pokok fitnah syubhat, dan yang kedua pokok fitnah syahwat."

Manakah yang Lebih Parah: Fitnah Fitnah Syubhat atau Finah Syahwat?

Al-Imam Ibnu Qayim Al Jauziyyah rahimahullah berkata dalam kitabnya Ighatsatul Lahafan:

Fitnah itu dua macam: fitnah syubhat dan fitnah syahwat. Fitnah syubhat lebih besar bahayanya dari yang kedua. Maka fitnah syubhat ini terjadi disebabkan lemahnya bashirah dan sedikitnya ilmu. Apalagi kalau dibarengi rusaknya niat, dan berperannya hawa nafsu maka akan timbul fitnah yang lebih besar dan musibah yang lebih berat, maka katakanlah sekehendakmu mengenai kesesatan yang ditimbulkan buruknya niat, pengendalinya hawa nafsu bukannya hidayah, disertai bashirahnya yang lemah dan sedikit ilmunya mengenai apa-apa yang Allah utus RasulNya dengannya, maka dia itu termasuk orang-orang yang Allah sebut mengenai mereka:

إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ

Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka.” --(An-Najm/53 : 23)

Dengan demikian, jika diurutkan dari yang paling ringan hingga yang terberat adalah: (1) fitnah syahwat, (2) fitnah syubhat, dan (3) fitnah syubhat yang diiringi dengan syahwat.

Bentuk-Bentuk Fitnah Syubhat

  1. Kekafiran
  2. Fitnah syubhat yang terbesar dan terparah adalah kekafiran. Karena sesungguhnya orang-orang kafir itu berada di dalam kesesatan tetapi mereka menyangka berada di atas kebenaran dan kebaikan. Allah Ta’ala berfirman:

    قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا {103} الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا {104} أُولَٰئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا {105}

    Artinya: "Katakanlah:”Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya”. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat." --(Al-Kahfi : 103-105)

  3. Kemunafikan (Nifaq)
  4. Kemunafikan adalah bentuk fitnah syubhat yang terparah kedua. Kemunafikan disebabkan oleh penyakit ragu-ragu di dalam hati seseorang yang ditimpa fitnah syubhat. Allah berfirman:

    فِي قُلُوبِهِم مَّرَضُُ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذّابٌ أَلِيمُ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ {10} وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لاَ تُفسِدُوا فِي اْلأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ {11}

    Artinya: "Di dalam hati mereka (orang-orang munafik) ada penyakit (syubhat dan ragu-ragu) kemudian Allah menambahkan penyakit itu (syubha dan ragu-ragu). dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka, “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,” mereka menjawab, “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”" --(Al-Baqoroh : 10-11)

  5. Bid'ah dan Mengikuti Hawa Nafsu
  6. Di antara bentuk fitnah syubhat yang lain adalah fitnah bid’ah dan mengikuti hawa-nafsu. Fitnah ini menyebabkan umat terpecah-belah menjadi kelompok-kelompok yang saling bermusuhan.

    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ زَادَ ابْنُ يَحْيَى وَعَمْرٌو فِي حَدِيثَيْهِمَا وَإِنَّهُ سَيَخْرُجُ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ تَجَارَى بِهِمْ تِلْكَ الْأَهْوَاءُ كَمَا يَتَجَارَى الْكَلْبُ لِصَاحِبِهِ وَقَالَ عَمْرٌو الْكَلْبُ بِصَاحِبِهِ لَا يَبْقَى مِنْهُ عِرْقٌ وَلَا مَفْصِلٌ إِلَّا دَخَلَهُ

    Ketahuilah, sesungguhnya Ahlul Kitab sebelum kamu telah berpecah-belah menjadi 72 agama. Dan sesungguhnya agama ini (Islam) akan berpecah-belah menjadi 73 agama. 72 di dalam neraka, dan sati di dalam sorga, yaitu Al-Jama’ah. (Di dalam hadits Ibnu ‘Amr dan Yahya ada tambahan:) Dan sesungguhnya akan muncul beberapa kaum dari kalangan umatku yang hawa-nafsu menjalar pada mereka sebagaimana virus rabies menjalar pada tubuh penderitanya. Tidak tersisa satu urat dan persendian kecuali sudah dijalarinya. [HR. Abu Dawud, Ahmad, Darimi, Ibnu Abi Ashim. Al-Hakim, dan lainnya. Dishahihkan oleh Al-Hakim, disetujui Adz-Dzahabi, juga Syeikh Al-Albani di dalam Dzilalul Jannah I/7]

    Bentuk-Bentuk Fitnah Syahwat

    Bentuk-bentuk fitnah syahwat telah terangkum di dalam firman Allah:

    زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ

    Artinya: "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." --(Ali Imran :14)

    Maka fitnah syahwat antara lain:

    1. Fitnah Wanita
    2. Inilah fitnah pertama dan terbesar serta paling berbahaya bagi laki-laki. Rasulullah sudah memperingatkan hal ini di dalam sabda beliau:

      مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

      Artinya: "Tidaklah aku meninggalkan suatu fitnah setelahku yang lebih dahsyat bagi kaum laki-laki melebihi fitnah wanita." --(HR. Bukhari no. 5096, Muslim no. 2740)

    3. Fitnah Anak
    4. Allah memperingatkan orang-orang yang beriman dari fitnah anak dalam firman-Nya:

      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ. إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

      Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." --(At-Taghobun : 14-15)

    5. Fitnah Perlombaan Mengejar Dunia dan Harta
    6. Rasulullah bersabda:

      فَوَاللَّهِ لَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنْ أَخَشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

      Artinya: "Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kamu. Tetapi aku khawatir atas kamu jika dunia dihamparkan atas kamu sebagaimana telah dihamparkan atas orang-orang sebelum kamu, kemudian kamu akan saling berlomba (meraih dunia) sebagaimana mereka saling berlomba (meraih dunia), kemudian dunia itu akan membinasakan kamu, sebagaimana telah membinasakan mereka." --(Hadist riwayat Bukhori no. 3158, Muslim no. 2961, dan yang lainnya.)

    7. Fitnah Asy-Syaraf (kemuliaan, kedudukan, kehormatan, gengsi)
    8. Rasulullah bersabda:

      مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِي غَنَمٍ أَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ

      Artinya: "Tidaklah dua srigala lapar yang dilepas pada seekor kambing lebih merusakkannya daripada ketamakan seseorang terhadap harta dan kehormatan (yang merusakkan) agamanya." --(Hadist riwayat Ahmad no. 15224, Tirmidzi no. 2376)

    Menolak Fitnah Syahwat dan Fitnah Syubhat

    Al-Imam Ibnu Qayim Al Jauziyyah rahimahullah berkata: "Maka dengan kesempurnaan akal dan kesabaran, fitnah syahwat dapat dilawan, dan dengan kesempurnaan ilmu dan keyakinan, fitnah syubhat dapat dilawan. Wallahul musta’an."

    Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

    وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِئَايَاتِنَا يُوقِنُونَ

    Artinya: Dan Kami jadikan di antara mereka (Bani Israil) itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar.Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. --(As Sajdah:24)

    Ini menunjukkan bahwa dengan keyakinan dan kesabaran maka petunjuk (hidayah) akan datang dan menetap. Juga Allah berfirman:

    وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

    Artinya: "Dan mereka saling menasehati supaya mentaati kebenaran, dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran." --(Al-'Ashr :3)

    Maka mereka perlu untuk saling menasehati supaya mentaati kebenaran yang menolak syubhat-syubhat, dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran yang menghentikan syahwat-syahwat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar