Jumat, 20 September 2019

Halaqoh-13 Silsilah Ilmiyah Belajar Tauhid: Syafa'at

Syafa'at

Syafa'at adalah meminta kebaikan bagi orang lain di dunia atau di akhirat. Allah subhanahu wa ta'ala dan rasulnya telah mengabarkan kepada kita tentang adanya syafa'at pada hari kiamat. Di antara bentuknya bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala mengampuni seorang muslim dengan perantara doa orang yang telah Allah izinkan untuk memberikan syafa'at.

Syafa'at akhirat harus kita imani dan kita harus berusaha untuk meraihnya. Adapun modal utama untuk mendapatkan syafa'at akhirat adalah bertauhid dan bersihnya seseorang dari kesyirikan. Rasulullah ﷺ bersabda ketika beliau mengabarkan bahwa beliau memiliki syafa'at pada hari kiamat:

لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَهِيَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا

Artinya: "Setiap Nabi memiliki doa yang mustajab, maka setiap nabi menyegerakan doanya, dan sesungguhnya aku menyembunyikan doaku sebagai syafa'at bagi umatku pada hari kiamat. Dan insya Allah syafa'atku akan mencakup orang yang mati dari kalangan umatku yang tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu apa pun." --(HR. Muslim No. 199)

Merekalah orang-orang yang diridhoi karena ketauhidan yang mereka miliki. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَىٰ وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ

Artinya: "dan mereka tiada memberi syafa'at melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya." --(Al-Anbiya' : 28)

"mereka" di dalam ayat di atas adalah para malaikat, para nabi dan orang shalih dan yang lainnya tidak memberikan syafa'at kecuali bagi orang-orang yang diridhoi.

Syafa'at di akhirat ini berbeda dengan syafa'at di dunia karena seseorang pada hari kiamat tidak bisa memberi syafa'at bagi orang lain kecuali setelah diizinkan Allah subhanahu wa ta'ala, meskipun dia seorang nabi atau malaikat sekalipun, sebagaimana firman Allah:

مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ

Artinya: "Tidaklah ada yang memberikan syafa'at di sisi Allah kecuali dengan izin-Nya." --(Al-Baqoroh : 255)

Oleh karena itu, permintaan syafa'at hanya ditujukan kepada Allah, zat yang memiliki syafa'at itu, seperti seseorang mengatakan di dalam doanya: "Ya, Allah. Aku meminta syafa'at Nabi-Mu." Inilah cara meminta syafa'at yang diperbolehkan bukan dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad ﷺ, seperti mengatakan: "Ya rasulallah, berilah aku syafa'atmu" atau dengan cara memberikan sebagian ibadah kepada makhluk dengan maksud meraih syafa'atnya. Inilah cara-cara orang musyirikin di zaman dahulu. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Artinya: "Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu)." --(Yunus : 18)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar