Jumat, 29 November 2019

Halaqoh-6 Silsilah Ilmiyah Mengenal Islam: Rukun Islam

Rukun Islam

Syariat yang dibawa oleh Rosulullah ﷺ terdiri dari amalan yang zhohir dan amalan yang bathin. Amalan yang zhohir yang paling penting terdiri dari rukun Islam yang jumlahnya ada lima, yang tercantum di dalam sabda Nabi ﷺ:

الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنْ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا

"Islam adalah bahwa engkau bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah rosul Allah, dan kamu mendirikan sholat, dan kamu membayar zakat, dan kamu berpuasa romadhon, dan kamu berhaji ke baitullah jika kamu mampu menempuh perjalanannya." --(HR. Muslim No. 8)

Pertama adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah rosulullah ﷺ. Dan maknanya telah kita terangkan di dalam Silsilah Ilmiyah 01 sampai 02.

Yang kedua adalah mendirikan sholat lima waktu dan hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim yang dewasa dan juga berakal. Barangsiapa yang mengingkari kewajiban sholat maka dia telah kafir. Dan barang siapa yang meninggalkan karena malas padahal mengakui kewajiban tersebut maka dia berada di dalam bahaya yang besar, karena ulama berselisih pendapat tentang kekafiran orang tersebut.

Yang ketiga adalah membayar zakat. Hukumnya adalah wajib sebagaimana sholat lima waktu. Dan hukumnya wajib bagi orang-orang yang terpenuhi syarat-syarat wajibnya. Dan hikmahnya adalah membersihkan jiwa dan juga harta seseorang.

Yang keempat adalah berpuasa di bulan romadhon. Wajib bagi seorang muslim yang dewasa dan berakal memiliki kemampuan dan juga tidak ada penghalang seperti haid dan nifas.

Adapun yang kelima maka menunaikan ibadah haji. Hukumnya wajib sekali dilakukan seumur hidup bagi orang yang mampu pergi ke sana.

Dan seseorang muslim dan muslimah hendaknya memberikan perhatian yang besar kepada rukun Islam ini.

Halaqoh-5 Silisilah Ilmiyah Mengenal Islam: Tingkatan-Tingkatan di dalam Islam

Tingkatan-Tingkatan (Marotib) di dalam Islam

Dalam sebuah hadist Umar bin Khottob rodhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, datang Malaikat Jibril yang menjelma menjadi seorang laki-laki dengan izin Allah bertanya kepada Rosulullah ﷺ tentang beberapa pertanyaan. Di antara ditanya tentang apa itu Islam, iman dan juga ihsan. Maka Rosulullah ﷺ menjawab satu per satu dari pertanyaan tersebut, kemudian di akhir hadist, Rosulullah ﷺ berkata:

فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ

"Sesungguhnya dia adalah Jibril, dia datang kepadamu untuk mengajari kamu agamamu." --(HR. Muslim No. 8)

Di dalam hadist ini disebutkan tiga tingkatan di dalam agama, yaitu Islam, iman dan ihsan. Iman lebih tinggi dari pada Islam, ihsan lebih tinggi daripada iman. Islam berkaitan dengan amalan zhohir, dan iman berkaitan dengan amalan bathin. adapun ihsan adalah puncak dari amalan zhohir dan amalan bathin. Orang yang sampai derajat ihsan berarti dia telah mencapai derajat yang paling tinggi di dalam Islam dan juga iman. Setiap orang yang beriman dia adalah orang Islam, tetapi tidak semua orang yang Islam dia beriman. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا ۖ قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَٰكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ ۖ

"Orang-orang Arab Badui itu berkata: 'Kami telah beriman'. Katakanlah: 'Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu;'" --(Al-Hujurot : 14)

Mereka berkata di saat mereka baru masuk Islam bahwa mereka telah mencapai derajat keimanan. Maka mereka diperintahkan untuk mengatakan kami telah Islam karena hakikat keimanan belum masuk ke hati-hati mereka.

Dan masing-masing dari tiga tingkatan tersebut memiliki rukun. Yang dimaksud dengan rukun adalah yang terpenting atau yang terkuat dari sesuatu.

Halaqoh-4 Silsilah Ilmiyah Mengenal Agama Islam: Keutamaan Islam yang Dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ

Keutamaan Islam yang Dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ

Islam yang dibawa oleh nabi kita, Muhammad ﷺ memiliki banyak keutamaan yang tidak dimiliki syariat sebelumnya, di antaranya:

Yang pertama: Syariat beliau ﷺ adalah untuk seluruh umat manusia. Allah berfirman:

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا

"Katakanlah: 'Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua,'" --(Al-A'rof : 158)

Wajib bagi setiap orang yang mendengar diutusnya Rosulullah ﷺ untuk beriman dengan beliau. Barang siapa yang tidak beriman dengan Nabi Muhammad ﷺ setelah diutusnya beliau maka dia kafir meskipun dia mengaku mengikuti syariat seorang nabi sebelum Rosulullah ﷺ. Rosulullah ﷺ bersabda:

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

"Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nasrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." --(HR. Muslim No. 153)

Keutamaan yang kedua: Syariat yang beliau ﷺ bawa adalah syariat yang telah sempurna. Rosulullah ﷺ bersabda:

مابقي شيء يقرب منْ الْجَنَّة ويباعد منْ النَّار إلا وقد بين لكم

"Tidak tersisa suatu (amalan) pun yang dapat mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka, kecuali sudah dijelaskan semuanya kepada kalian." (HR. Thobroni dalam Al Mu’jamul Kabir 1647)

Telah datang kepada beberapa orang Yahudi kepada Salman Al-Farisi rodhiyallahu 'anhu dan mengatakan:

قَدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ كُلَّ شَيْءٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَ

"Nabi kalian telah mengajarkan kepada kelian segala sesuatu sampai tata cara buang air kecil." --(HR. Muslim No. 262)

Apabila permasalahan yang dianggap sepele oleh manusia saja diajarkan di dalam Islam maka bagaimana dengan permasalahan yang lain. Islam mengajarkan aqidah kepada Allah, akhlaq kepada manusia, tatacara berdagang, makanan yang halal dan makanan yang harom dan lain-lain. Oleh karena itu seorang muslim hendaknya bersyukur atas hidayah Islam yang tidak semua orang mendapatkannya.

Kamis, 28 November 2019

Halaqoh-3 Silsilah Ilmiyah Mengenal Islam: Yang Membedakan di antara Para Nabi

Yang Membedakan di antara Para Nabi

Para nabi beragama Islam, menyerahkan dirinya hanya kepada Allah. Yang membedakan agama Islam yang dibawa seorang nabi dengan agama Islam yang dibawa nabi yang lain adalah tentang tatacara beribadah serta halal dan haram. Terkadang suatu ibadah yang memiliki nama yang sama, akan tetapi caranya berbeda. Terkadang sesuatu yang diharamkan atas suatu umat dihalalkan untuk umat yang lain. Semuanya ini sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan dari Allah subhanahu wa ta'ala, zat yang Maha Tahu, dan Maha Bijaksana. Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman:

لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا

"Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan syari'at dan juga cara." --(Al-Maidah : 48)

Rosulullah ﷺ bersabda:

الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ مِنْ عَلَّاتٍ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ

"Dan para Nabi adalah bersaudara satu ayah dengan ibu yang berbeda, sedangkan agama mereka satu." --(HR. Bukhori No. 3443 dan Muslim No. 2365)

Yang dimaksud dengan "ibu-ibu mereka berbeda" adalah syariat mereka berbeda.

Sholat dan zakat telah disyariatkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi ﷺ. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman tentang Nabi Ismail:

وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ

"Dan dahulu dia (Isma'il) memerintahkan keluarganya shalat dan zakat." --(Maryam : 55)

Nabi 'Isa 'alaihissalam dia berkata:

وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا

"Dan Dia (Allah) berwasiat kepadaku dengan sholat dan zakat selama aku hidup." --(Maryam : 31)

Namun sholat di atas tanah terbuka dan ditempat-tempat khusus ibadah hanyalah disyariatkan di dalam agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ. Demikian pula rampasan perang diharamkan atas umat-umat sebelum kita, tetapi dihalalkan bagi kita. Rosululla ﷺ bersabda:

وَجُعِلَتْ لِي الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ وَأُحِلَّتْ لِي الْمَغَانِمُ وَلَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِي

"Dijadikan bumi untukku sebagai tempat sujud dan suci. Maka dimana saja salah seorang dari umatku mendapati waktu shalat hendaklah ia shalat, dihalalkan untukku harta rampasan perang yang tidak pernah dihalalkan untuk orang sebelumku..." --(HR. Bukhori No. 335 dan Muslim No. 521).

Halaqoh-2 Silsilah Ilmiyah Mengenal Agama Islam: Agama Para Nabi adalah Islam

Agama Para Nabi adalah Islam

Islam yang artinya penyerahan ibadah hanya kepada Allah adalah agama para nabi. Agama mereka satu yaitu Islam. Berkata Nabi Ibrohim 'alaihissalam:

أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ

"Aku menyerahkan diriku kepada Robb semesta alam." --(Al-Baqoroh : 131)

Beliau (Nabi Ibrohim) dan juga Nabi Ya'qub berwasiat kepada anak-anaknya:

إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

"Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagi kalian, maka janganlah kalian mati kecuali dalam memeluk agama Islam." --(Al-Baqoroh : 132)

Berkata murid-murid Nabi 'Isa 'alaihissalam:

وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

"dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri." --(Ali Imron : 52)

Nabi Musa 'alaihissalam pernah berkata kepada kaumnya:

فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ

"maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri." --(Yunus : 84)

Nabi Sulaiman 'alaihissalam berkata kepada Rabu Bilqis dan juga para pengikutnya:

أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ

"Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri." --(An-Naml : 31)

Inilah agama para nabi dan para pengikut mereka. Dan Allah subhanahu wa ta'ala tidak menerima kecuali Agama Islam.

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam." -- (Ali Imron : 19)

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi." --(Ali Imron : 85)

Rosulullah ﷺ bersabda di dalam hadist yang shohih:

الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ مِنْ عَلَّاتٍ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ

"Dan para Nabi adalah bersaudara satu ayah dengan ibu yang berbeda, sedangkan agama mereka satu." --(HR. Bukhori No. 3443 dan Muslim No. 2365)

Halaqoh-1 Silsilah Ilmiyah Mengenal Agama Islam: Pengertian Agama Islam

Pengertian Agama Islam

Islam secara bahasa adalah penyerahan diri. Sedangkan secara istilah syariat, maka yang dimaksud dengan Islam adalah penyerahan ibadah hanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala semata. Orang Nashroni dikatakan masuk ke dalam Islam apabila dia meninggalkan penyembahan terhadap Nabi Isa juga Ibunya, Maryam, dan hanya menyembah dan menyerahkan dirinya hanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Orang beragama Islam adalah orang yang hanya menyerahkan ibadahnya kepada Allah semata, tidak menyerahkan sebagian ibadah kepada siapapun selain Allah, seperti seorang nabi, malaikat, jin, kepada batu, pohon, dan lain-lain.

Oleh karena itu syarat masuk ke dalam Agama Islam adalah syahadat Laa Ilaaha Illallaah dan juga syahadat Muhammad Rosul Allah. Syahadat Laa ilaaha illallaah artinya adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dan diibadahi kecuali Allah. Orang yang sudah mengucapkan Laa ilaaha illallaah kemudian dia menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah maka berarti dia belum memahami makna Islam atau dia memahami tetapi melanggarnya. Dan keduanya adalah mushibah.

Selasa, 26 November 2019

Halaqoh-7 Silsilah Ilmiyah Mengenal Rosulullah: Rosulullah ﷺ adalah Rosul Terakhir

Rosulullah ﷺ adalah Rosul Terakhir

Rosulullah ﷺ meninggal pada tahun ke-11 Hijriyah setelah menyempurnakan tugas menyampaikan risalah dari allah subhanahu wa ta'ala. Beliau ﷺ meninggal dunia sebagaimana yang lain yang juga meninggal dunia. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati."-- (Ali Imron : 185)

Dan Allah subhanahu wa ta'ala juga berfirman:

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ

"Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka juga akan mati." --(Az-Zumar : 30)

Beliau ﷺ adalah rosul terakhir. Tidak ada rosul sepeninggal beliau. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ

"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi." --(Al-Ahzab : 40)

Dalil-dalil dari hadist Nabi ﷺ bahwasanya beliau adalah nabi terakhir mencapai derajad mutawatir. Dan sebagian ulama mengatakan kalau seseorang tidak mengetahui bahwa Muhammad ﷺ adalah nabi terakhir maka dia bukan muslim, karena ini termasuk perkara yang diketahui sangat darurat di dalam agama Islam. Di antara hadist yang menunjukkan beliau ﷺ adalah nabi terakhir adalah sabda beliau ﷺ:

وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي

"Sesungguhnya akan ada para pendusta dalam umatku, jumlah mereka tiga puluh orang, semuanya mengaku bahwa dirinya adalah Nabi. (padahal) aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku."--(HR. Abu Daud No. 4252)

Dan di dalam sebuah hadist yang mutaffaqun 'alaihi, beliau ﷺ bersabda:

وَأَنَا الْعَاقِبُ وَالْعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ بَعْدَهُ نَبِيٌّ

"Dan aku adalah al-'Aqib yang maknanya tiada nabi sesudahku."--(HR. Bukhori No. 3532 dan Muslim No. 2354)

Meskipun Rosulullah ﷺ meninggal dunia, Allah subhanahu wa ta'ala akan menjaga agama ini dengan menjaga sumbernya, yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadist, dan menyiapkan ulama yang amanah untuk menyampaikan keduanya kepada umat. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." --(Al-Hijr : 9)

Dan Rosulullah ﷺ bersabda:

وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ

"Para ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu." --(HR. Abu Daud No. 3641, 3642, Tirmidzi No. 2682 dan Ibnu Majah No. 219 dan dishohihkan oleh Al-Albani)

Halaqoh-6 Silsilah Ilmiyah Mengenal Rosulullah: Inti Dakwah Rosulullah ﷺ

Inti Dakwah Rosulullah ﷺ

Inti dakwak Rosulullah ﷺ adalah sama dengan inti dakwah nabi-nabi sebelum beliau ﷺ, yaitu mengajak manusia untuk mengesakan Allah di dalam ibadah dan meninggalkan kesyirikan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

"Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". --(Al-Anbiya' : 25)

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman tentang Nabi Nuh, rosul pertama:

لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ

"Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: 'Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya'. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). --(Al-A'rof : 59)

Ucapan yang semakna, juga diucapkan oleh nabi-nabi setelah beliau, lihat surat Al-A'rof ayat 65, 73, dan 85.

Demikian pula Nabi ﷺ selama 10 tahun pertama berdakwah kepada tauhid dan mengingatkan manusia dari kesyirikan, kemudian turunlah kewajiban sholat 5 waktu pada tahun ke 10 kenabian. Dan tidak disyariatkan kebanyakan syariat kecuali di kota Madinah ketika manusia sudah memiliki aqidah yang kuat, tauhid yang benar, - seperti puasa romadhon, zakat, haji, adzan, dan lain-lain. Yang demikian karena amal ibadah tidak diterima oleh Allah kecuali bila di dalam diri seseorang ada tauhid.

Oleh karena itu, wasiat Rosulullah ﷺ kepada Muadz bin Jabal ketika berdakwah ke Yaman adalah hendaknya engkau mengajak kepada syahadat laa ilaha illallah dan syahadat muhammad rosulullah (HR Bukhori dan Muslim). Dan sampai akhir hayat beliau ﷺ beliau berusaha menjaga tauhid dan membentengi umat dari kesyirikan. Lima hari sebelum beliau meninggal dunia, beliau ﷺ mengingatkan umat Islam bahwa orang-orang sebelum mereka dahulu menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah (masjid), maka beliau ﷺ melarang menjadikan kuburan sebagai mesjid. (HR. Muslim). Karena membangun mesjid di atas kuburan adalah pintu kesyirikan.

Halaqoh-5 Silsilah Ilmiyah Mengenal Rosulullah: Rosulullah ﷺ Membawa Tatacara Beribadah dari Allah

Rosulullah ﷺ Membawa Tatacara Beribadah dari Allah

Allah subhanahu wa ta'ala ketika mengutus seorang rosul untuk menyampaikan perintah untuk beribadah, juga mengutus rosul tersebut untuk menyampaikan tatacara ibadah tersebut. Rosulullah ﷺ membawa perintah sholat dari Allah subhanahu wa ta'ala dan juga membawa tatacaranya, membawa perintah puasa dari Allah subhanahu wa ta'ala dan tatacaranya. Tatacara ibadah tidak diserahkan kepada akal kita masing-masing atau kepada budaya, atau kepada guru kita, tetapi tatacara ibadah adalah dari Allah subhanahu wa ta'ala melalui lisan rosul-Nya ﷺ.

Dan Allah tidak menerima amal ibadah kecuali yang dilakukan sesuai dengan cara yang diajarkan oleh Rosulullah ﷺ. Beliau ﷺ bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

"Barangsiapa mengamalkan suatu amalan yang tidak kami perintahkan, maka ia tertolak." --(HR. Muslim No. 1718)

Barangsiapa yang mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad ﷺ maka hendaklah dia mencukupkan diri dengan ibadah sudah beliau ajarkan. Tidak boleh dia membuat ibadah yang baru yang tidak diajarkan Rosulullah ﷺ dan tidak boleh dia beribadah kecuali setelah dia yakin bahwa dalilnya shohih.

Alhamdulillah, semua ibadah yang mendekatkan diri kita kepada sorga telah Rosulullah ﷺ ajarkan. Beliau pernah mengatakan:

مابقي شيء يقرب منْ الْجَنَّة ويباعد منْ النَّار إلا وقد بين لكم

"Tidak tersisa suatu (amalan) pun yang dapat mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka, kecuali sudah dijelaskan semuanya kepada kalian." (HR. Thobroni dalam Al Mu’jamul Kabir 1647)

Lebih baik seseorang beribadah sedikit tetapi berdasarkan dalil yang shohih daripada dia beribadah yang banyak akan tetapi tidak berdasarkan dalil yang shohih.

Halaqoh-4 Silsilah Ilmiyah Mengenal Rosulullah: Rosulullah ﷺ Membawa Berita dari Allah

Rosulullah ﷺ Membawa Berita dari Allah

Rosulullah ﷺ sebagai seorang utusan di antara tugasnya adalah membawa berita-berita dari Allah, baik berita dari masa lalu seperti kisah-kisah para nabi dan umat-umat terdahulu, maupun berita tentang masa akan datang seperti kejadian seperti kejadian-kejadian setelah mati dan kejadian-kejadian di Hari Akhir. Kewajiban kita sebagai seorang yang beriman adalah membenarkan berita-berita tersebut bila memang dalilnya shohih. Allah berfirman:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ . إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Muhammad) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)." --(An-Najm : 3-4)

Jika kita membenarkan berita dari Beliau ﷺ berarti kita telah membenarkan Allah subhanahu wa ta'ala, dan jika kita mendustakan berita dari Beliau ﷺ berarti kita telah mendustakan Allah subhanahu wa ta'ala.

Akal yang sehat tidak akan bertentangan dengan dalil yang shohih. Apabila dalil yang shohih sepertinya tidak masuk akal, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kekurangan ada di dalam akal kita yang memang sangat terbatas, bukan pada dalil. Rosulullah ﷺ dikenal oleh kaumnya sebagai orang yang jujur, sejak sebelum beliau diutus menjadi seorang nabi. Tidak pernah beliau sekalipun berdusta, baik kepada anak kecil ataupun kepada orang tua, baik dalam keadaan bercanda maupun dalam keadaan sungguh-sungguh. Apabila Beliau ﷺ tidak berani berdusta atas nama beliau atau atas nama manusia, bagaimana mungkin beliau berani berdusta atas nama Allah subhanahu wa ta'ala.

Halaqoh-3 Silsilah Ilmiyah Mengenal Rosulullah: Rosulullah ﷺ Membawa Larangan dari Allah

Rosulullah ﷺ Membawa Larangan dari Allah

Rosulullah ﷺ sebagai seorang utusan membawa larangan-larangan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Beliau sampaikan larangan-larangan tersebut kepada kita semua supaya kita jauhi. Rosulullah ﷺ bersabda:

مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَجْتَنِبُوهُ

"Apa saja yang aku melarangmu darinya, maka jauhilah." --(HR. Muslim)

Dan larangan Allah subhanahu wa ta'ala ada dua macam, yaitu: haram dan juga makruh. Larangan yang haram jika dikerjakan maka berdosa, seperti berzina, membunuh tanpa haq, berdusta, memakan riba, ghibah, sihir, perdukunan, dan meminum minuman keras dan lain-lain. Adapun larangan yang makruh adalah apabila dikerjakan maka pekerjaab tersebut dibenci akan tetapi tidak sampai kepada dosa. Seperti misalnya, memakan bawang merah dan bawang putih dalam keadaan masih mentah, makan dan minum sambil bersandar, dan tidur sebelum sholat isya, dan lain-lain.

Kita sebagai seorang muslim dan muslimah hendaknya menjauhi larangan-larangan tersebut dan yakin bahwa sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala tidaklah melarang sesuatu kecuali ada hikmahnya dan ada kebaikan bagi diri kita. Terkadang kita mengetahui hikmah tersebut dan terkadang kita tidak mengetahui hikmahnya.

Halaqoh-2 Silsilah Ilmiyah Mengenal Rosulullah: Rosulullah ﷺ Membawa Perintah dari Allah

Rosulullah ﷺ Membawa Perintah dari Allah

Rosulullah ﷺ sebagai seorang utusan membawa perintah-perintah dari Allah. Beliau sampaikan perintah-perintah tersebut kepada kita supaya kita jalankan sesuai dengan kemampuan kita. Beliau ﷺ bersabda:

مَا أَمَرْتَكُمْ بِهِ فَفْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ

"Apa yang telah aku perintahkan kepada kalian maka kerjakanlah semampu kalian."--(HR. Muslim)

Dan perintah Allah subhanahu wa ta'ala ada dua macam: yaitu wajib dan sunnah (dianjurkan). Amalan yang wajib jika kita tinggalkan maka seseorang berdosa, seperti sholat lima waktu, berpuasa romadhon, haji bagi yang wajib, memakai hijab bagi wanita dan lain-lain, maka ini adalah amalan-amalan yang wajib. Adapun amalan yang sunnah, bila tidak dikerjakan, seseorang tidak akan berdosa, seperti sholat dhuha, puasa senin dan kamis, dan juga amalan-amalan sunnah yang lain. Kita kerjakan perintah-perintah tersebut sesuai dengan kemampuan kita. Jika kita tidak mampu sholat wajib dengan berdiri, maka kita duduk. Jika seseorang tidak mampu melaksanakan sholat berjamaah di mesjid karena sakit, maka boleh dia melaksanakannya di rumahnya. Apabila seseorang tidak mampu melaksanakan puasa romadhon karena sakit atau bepergian, maka bisa dia ganti pada hari-hari yang lain. Orang yang tidak mampu sholat malam 11 roka'at, maka dia bisa sholat dengan roka'at lebih sedikit dari itu. Demikian pula, bagi orang yang tidak mampu berpuasa nabi Daud, maka dia bisa berpuasa dengan puasa yang lebih ringan dari itu. Dan Allah subhanahu wa ta'ala tidak memerintah kita dengan sebuah perintah kecuali di dalam perintah tersebut ada himah dan juga kebaikan bagi kita semua.

Halaqoh-1 Mengenal Rosulullah: Pentingnya Mengenal Rosulullah ﷺ

Pentingnya Mengenal Rosulullah ﷺ

Pertanyaan yang kedua yang setiap kita akan ditanyakan tentangnya di dalam kubur adalah tentang siapa nabimu. Wajib atas setiap muslim dan muslimah untuk mengenal Nabi Muhammad ﷺ. Beliau adalah Muhammad bin 'Abdillah, bin 'Abdul Mutholib, termasuk keturunan Nabi Isma'il bin Ibrohim 'alaihimassalam. Beliau lahir di Makkah dan diutus menjadi nabi yang terakhir ketika berumur 40 tahun. Kemudian menyampaikan risalah Allah subhanahu wa ta'ala selama 23 tahun, kemudian meninggal di kota Madinah setelah Allah subhanahu wa ta'ala menyempurnakan agama ini bagi beliau dan juga umatnya.

Mengenal Nabi Muhammad ﷺ tidaklah cukup hanya mengenal nama dan nasabnya, atau mengenal keluarga dan shabat beliau. Mengenal Nabi Muhammad ﷺ adalah mengenal tugas beliau sebagai seorang utusan Allah subhanahu wa ta'ala kepada kita dan mengetahui apa kewajiban kita terhadap beliau. Allah subhanahu wa ta'ala telah mengutus beliau ﷺ kepada kita dengan membawa empat perkara:

  1. Membawa perintah dari Allah supaya kita jalankan.
  2. Membawa larangan dari Allah supaya kita jauhi.
  3. Membawa berita dari Allah supaya kita benarkan.
  4. Membawa tata cara ibadah dari Allah supaya kita beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan cara tersebut.

Kalau kita mena'ati beliau di dalam keempat perkara ini berarti kita pada hakikatnya telah mena'ati Allah karena perintah, larangan, berita, dan tata cara ibadah adalah dari Allah subhanahu wa ta'ala. Sedangkan tugas beliau adalah hanya sekedar menyampaikan kepada kita.

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ۖ

"Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah."--(An-Nisa' : 80)

Halaqoh-10 Silsilah Ilmiyah Mengenal Allah: Mengenal Allah dengan Nama dan Sifat-Nya

Mengenal Allah dengan Nama dan Sifat-Nya

Allah telah mengabarkan di dalam al-Qur'an bahwa Allah memiliki nama dan sifat. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ

"Dan Allah memiliki nama-nama yang baik." --(Al-A'rof : 180)

Allah subhanahu wa ta'ala juga berfirman:

وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَىٰ ۚ

"Dan Allah memiliki sifat yang Maha Tinggi." --(An-Nahl : 60)

Kita mengenal Allah dengan nama dan sifat tersebut. Kita mengenal allah sebagai zat yang Maha Penyayang karena Dia adalah Ar-Rohman Ar-Rohim. Kita mengenal Allah sebagai zat yang Maha pengampun karena Dia adalah Al-Ghofur dan seterusnya.

Allah juga mengabarkan di dalam Al-Qur'an bahwa di antara sifat Allah adalah beristiwa' di atas Arsy, bahwa Allah memiliki dua tangan, bahwa Allah berada di atas, bahwa Allah turun ke langit dunia pada setiap sepertiga malam yang terakhir sebagaimana dikabarkan rosulullah ﷺ , dan juga sifat-sifat yang lain. Kewajiban kita sebagai seorang muslim adalah menetapkan nama dan juga sifat tersebut karena Allah lebih tahu tentang diri-Nya daripada kita semua. Dan rosulullah ﷺ lebih tahu tentang Allah daripada kita. Tidak boleh seorang muslim menolak nama-nama dan juga sifat-sifat tersebut dan tidak boleh dia menyerupakannya dengan selain Allah. Karena Allah berfirman:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat."--(Asy-Syuro : 11)

Jadi yang benar yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim adlaah menetapkan nama dan sifat tersebut sebagaimana datangnya sesuai dengan keagungan dan kebesaran Allah tanpa menyerupakan dengan selainnya, dan tanpa menta'wil nama dan sifat tersebut.

Halaqoh-9 Silsilah Ilmiyah Mengenal Allah: Mengenal Allah dengan Makhluk-Nya

Mengenal Allah dengan Makhluk-Nya

Allah subhanahu wa ta'ala telah menciptakan makhluk-makhluk supaya manusia berakal memikirkannya sehingga mereka mengenal zat yang telah menciptakan mereka. Besarnya makhluk, seperti langit yang tujuh, bumi, kursiy Allah dan arsy-Nya menunjukkan kebesaran Allah. Keteraturan gerakan dan perjalanan, seperti perjalanan matahari dan bulan, menunjukkan kekuasaan dan pengawasan Allah yang tidak berhenti, kejelian dan keluasan ilmu-Nya. Manfaat yang ada di dalam ciptaannya menunjukkan rahmat-Nya yang luas dan menunjukkan karunia Allah yang meliputi segala sesuatu.

Allah berfirman:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ. الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." --(Ali-Imran : 190-191)

Hendaknya seorang muslim meluangkan waktunya untuk memikirkan makhluk-makhluk Allah supaya dia semakin mengenal Allah, penciptanya. Semakin yakin dan mantap dalam menjalankan syariat Islam, merasa takut dengan adzab Allah, semakin dekat dengan-Nya, dan semakin mengesakannya di dalam beribadah.

Senin, 25 November 2019

Halaqoh-8 Silsilah Ilmiyah Mengenal Allah: Di antara Kesyirikan Musyirikin Quroisy

Di antara Kesyirikan Musyirikin Quroisy

Di antara bentuk kesyirikan orang-orang musyrikin Quroisy adalah berdoa, meminta, dan bertaqorrub kepada orang-orang sholih yang sudah meninggal, menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka, dengan tujuan supaya mendapatkan syafa'at mereka di sisi Allah dan dengan tujuan mencari kedekatan kepada Allah. Allah sendiri telah menceritakan keyakinan mereka di dalam Al-Qur'an dan mengiungkarinya. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: 'Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah'. Katakanlah: 'Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?' Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan (itu)." --(Yunus : 18)

Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta'ala menamakan berbuatan mereka sebagai bentuk menyekutukan Allah. Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ

Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): 'Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya'. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. --(Az-Zumar : 3)

Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan mereka menyembah orang-orang sholih adalah supaya orang-orang shalih tersebut mendekatkan mereka kepada Allah.

Cara mendapatkan syafa'at di Hari Kiamat adalah memurnikan tauhid, bukan dengan kesyirikan. Dan cara mendekatkan diri kepada Allah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan iman dan amal sholih yang wajib maupun yang sunnah, sebagaimana orang-orang shalih tersebut melakukannya. Tidak boleh seseorang menyamakan Allah dengan kepala negara yang sulit menyampaikan hajat kepadanya kecuali melalui perantara dan para pembantunya. Tidak boleh seseorang menyerupakan Allah dengan siapa pun. Allah subhanahu wa ta'ala Maha melihat, maha mendengar dan maha kuasa, sedangkan kepala negara makhluk yang lemah tidak mampu melaksanakan semua pekerjaannya kecuali dibantu oleh para pembantunya.

Halaqoh-7 Silsilah Ilmiyah Mengenal Allah: Pengertian Ibadah dan Macam-Macamnya

Pengertian Ibadah dan Macam-Macamnya

Ibadah adalah seluruh perkara yang dicintai dan diridhoi oleh Allah baik berupa ucapan maupun perbuatan yang zhohir maupun yang bathin. Seseorang bisa mengetahui bahwa sesuatu dicintai oleh Allah dengan beberapa cara.

  1. Di antara adalah apabila sesuatu tersebut diperintahkan oleh Allah, dengan demikian kita mengetahui bahwasanya sesuatu tersebut adalah ibadah, karena Allah tidaklah memerintah kecuali dengan sesuatu yang Dia cintai.
  2. Termasuk di antara tanda bahwa sesuatu itu dicintai oleh Allah adalah apabila Allah memuju pelakunya. Pujian Allah menunjukkan bahwa sesuatu itu dicintainya. Contohnya berdoa. Doa adalah ibadah dan Allah memerintahkannya. Allah berfirman:
  3. ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

    "Berdoalah kepadaKu Niscaya akan Aku kabulkan untukmu" --(Ghofir : 60).

    Rosulullah ﷺ bersabda dalam sebuah hadist:

    الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

    "Doa itu adalah ibadah." --(HR. Abu Daud No. 1479, Tirmidzi No. 3372 dan Ibnu Majah No. 3828)

    Dengan demikian, hukumnya syirik jika seseorang berdoa kepada selain Allah, baik berdoa kepada seorang nabi, seorang malaikat, kepada jin, orang sholih dan lain-lain. Contoh yang lain adalah menyembelih. Menyembelih adalah ibadah. Allah berfirman:

    فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

    "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan menyembelihlah." --(Al-Kautsar : 2)

    Rosulullah ﷺ bersabda:

    لَعَنَ اللَّهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللَّهِ

    "Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah." --(HR. Muslim No. 1978)

    Dengan demikian, termasuk syirik hukumnya seseorang menyembelih untuk jin atau untuk syaikh, atau untuk yang lain selain Allah.

    Contoh ibadah yang lain adalah bernadzar, beristighosah, bersumpah, bertawakal, rasa takut, cinta, dan lain-lain. Semua itu termasuk ibadah yang tidak boleh seorang muslim menyerahkannya kepada selain Allah.

Senin, 04 November 2019

Halaqoh-6 Silsilah Ilmiyah Mengenal Allah: Keyakinan Bahwa Allah sebagai Pencipta, Pemberi Rezeki, dan Pengatur Alam Semesta Tidak Cukup untuk Memasukkan Seseorang ke dalam Islam

Keyakinan Bahwa Allah sebagai Pencipta, Pemberi Rezeki, dan Pengatur Alam Semesta Tidak Cukup untuk Memasukkan Seseorang ke dalam Islam

Kamu muslimin meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta'ala adalah pencipta, pemberi rezeki dan pengatur alam semesta adalah sebuah kewajiban. Tidak sah keimanan seorang sampai dia meyakini demikian. Namun meyakini itu saja tidaklah cukup untuk memasukkan seseorang ke dalam agama Islam. Dan belum bisa menjadi pembeda antara seorang muslim dan seorang yang kafir. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". --(Al-A'rof : 12)

Ayat ini menunjukkan bahwa Iblis mengenal Allah sebagai zat yang menciptkan dirinya. Orang-orang musrikin Quroys, ketika mereka ditanya siapa yang menciptakan, siapa yang memberi rezeki kepada mereka, dan siapa yang mengatur alam semesta ini, mereka mengatakan "Allah". Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ ۚ

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". --(Az-Zumar : 38)

Meskipun mereka meyakini yang demikian akan tetapi Rosulullah ﷺ memerangi mereka. Kenapa demikian? Karena orang-orang musyrikin Quroys tersebut tidak mentauhidkan Allah, yaitu mengesakan Allah subhanahu wa ta'ala di dalam ibadah. Oleh karena itu, setiap muslim perlu mengetahui apa pengertian ibadah dan macam-macamnya sehingga dia tidak menyerahkan satu macam ibadah pun kepada selain Allah subhanahu wa ta'ala.

Sabtu, 02 November 2019

Halaqoh-5 Silsilah Ilmiyah Mengenal Allah: Mengenal Allah sebagai Satu-Satunya Zat Yang Berhak Disembah

Mengenal Allah sebagai Satu-Satunya Zat Yang Berhak Disembah

Apabila Allah adalah satu-satunya zat yang mencipta, memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta, maka kita dituntut untuk tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah. Tidak ada yang berhak disembah dan diibadahi kecuali Allah semata. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ. الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

"Hai manusia sembahlah Robb kamu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui." --(Al-Baqoroh : 21-22)

Maksudnya janganlah kalian menyekutukan Allah, menyembah kepada selain Allah, sedangkan kalian mengetahui bahwa Allah yang mencipta, memberikan rezeki, dan mengatur alam semesta ini.

Selain Allah tidak berhak untuk disembah karena dia bukan pencipta, bukan pemberi rezeki dan bukan pengatur alam semesta. Apabila mereka disembah maka mereka adalah sesembahan yang bathil. Allah berfirman:

ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ

"Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil..." --(Al-Hajj : 62)

Apabila seseorang meyakini Allah yang mencipta, memberikan rezeki, dan mengatur alam semesta, kemudian dia masih menyembah kepada selain Allah atau menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah, maka dia telah berbuat syirik kepada Allah di dalam ibadah. Rosulullah ﷺ pernah ditanya oleh salah seorang sahabat: "Wahai rosulullah, apa dosa yang paling besar di sisi Allah?", maka beliau ﷺ bersabda:

أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ

"Bahwa kamu menjadikan bagi Allah sesembahan sedangkan Dialah yang telah menciptakanmu." --(HR. Bukhori No. 4761 dan Muslim No. 86)

Halaqoh-4 Silsilah Ilmiyah Mengenal Allah: Mengenal Allah sebagai Pengatur Alam Semesta

Mengenal Allah sebagai Pengatur Alam Semesta

Dialah Allah subhanahu wa ta'ala yang mengatur alam semesta ini, mematikan makhluk dan menghidupkan, memuliakan makhluk dan menghinakan, mengganti siang menjadi malam dan malam menjadi siang, dan menerbitkan matahari dan menenggelamkan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

يُدَبِّرُ الْأَمْرَ

"Dia (Allah) mengatur segala urusan..." --(As-Sadjah : 3)

Tidak ada yang mengatur selain Allah subhanahu wa ta'ala. Dialah Allah subhanahu wa ta'ala yang menerbitkan matahari dari timur, maka siapakah selain Allah yang bisa menerbitkan matahari dari barat? Nabi Ibrohim 'alaihissalam berkata kepada seseorang yang mengaku sebagai tuhan selain Allah:

فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ ۗ

"Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu;"--(Al-Baqoroh : 258)

Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan siang, maka siapakah menggantikan siang menjadi malam selain Allah? Tidak ada yang mengatur alam semesta ini selain Allah dan tidak ada sesembahan selain Allah yang membantu Allah yang mengatur Alam semesta ini. Oleh karena itu, seorang muslim tidak boleh meyakini adanya selain Allah yang mencipta, memberikan rezeki, dan juga mengatur alam semesta siapa pun dia dan bagimanapun kedudukannya di sisi Allah. Barangsiapa yang berkeyakinan adanya selain Allah yang mencipta, memberikan rezeki, dan juga mengatur alam semesta maka dia telah menyekutukan Allah subhanahu wa ta'ala.

Halaqoh-3 Silsilah Ilmiyah Mengenal Allah: Mengenal Allah sebagai Pemberi Rezeki

Mengenal Allah sebagai Pemberi Rezeki

Di antara nama-nama Allah subhanahu wa ta'ala adalah Ar-Rozzaq, yang artinya adalah Yang Maha Memberi Rezeki. Allah subhanahu wa ta'ala menciptakan makhluk dan memberikan rezeki kepada mereka bahkan Allah subhanahu wa ta'ala telah menulis rezeki makhluknya jauh sebelum Allah menciptakan mereka. Rasulullah ﷺ bersabda:

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

"Allah telah menentukan takdir bagi semua makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi." --(HR. Muslim No. 2653, dari 'Abdullah ibn 'Amr)

Allah subhanahu wa ta'ala menciptakan rezeki tersebut dan menyampaikannya kepada makhluk sesuai dengan waktu yang sudah Allah subhanahu wa ta'ala tentukan sebelumnya. Maka tidak meninggal seseorang sampai dia mendapatkan rezeki terakhir yang menjadi jatahnya meskipun rezeki tersebut ada dipuncak gunung, atau bahkan ada di bawah lautan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya." --(Hud : 6)

Siapa sesembahan selain Allah yang bisa melakukan demikian. Adakah selain Allah subhanahu wa ta'ala sesembahan yang bisa memberi makan sekali saja untuk seluruh makhluk yang ada di bumi ini, mulai dari manusia, jin, hewan dan tumbuhan? Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ

"Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?" --(Fathir : 3)