Senin, 31 Agustus 2020

Halaqoh 61 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Beberapa Contoh Dosa Penyebab Terjatuhnya Seseorang Ke Dalam Neraka (Bagian 02 Dari 04)

Beberapa Contoh Dosa Penyebab Terjatuhnya Seseorang Ke Dalam Neraka (Bagian 02 Dari 04)

Di antara dosa yang membahayakan seseorang yang beriman dan bisa menjadi penyebabnya seseorang ke dalam neraka ketika melewati shirat adalah berdusta atas nama Rasulullah ﷺ. Beliau ﷺ bersabda:

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

"Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah dia menyiapkan tempatnya di dalam neraka." --(HR. Al-Bukhori dan Muslim)

Hendaknya seseorang berhati-hati di dalam menyampaikan hadist dari Nabi ﷺ, menjauhi hadist-hadist dho'if dan palsu, baik di dalam masalah aqidah, fadho'ilul a'mal, maupun masalah yang lain. Dan bagi yang tidak mampu menghukumi sendiri sebuah hadist, maka hendaknya dia taqlid dengan ulama atau ustadz yang dia anggap paling ahli di dalam hadist.

Di antara dosa tersebut adalah dosa lisan dan kemaluan. Nabi Muhammad ﷺ pernah ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan manusia di dalam neraka, maka beliau ﷺ mengatakan:

الْفَمُ وَالْفَرْجُ

"Mulut dan kemaluan." --(Hadist shashih riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dosa yang dilakukan mulut seperti dusta, membicarakan kejelakan orang lain, mengadu domba, berfatwa tanpa ilmu, menuduh tanpa haq, makan dan minum yang haram, dan lain-lain. Dosa yang dilakukan kemaluan seperti berzina, liwath, dan lain-lain.

Dan di antara dosa tersebut adalah sombong. Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya:

"Tidak akan masuk sorga orang yang di hatinya ada seberat zarrah pun dari kesombongan."

Seorang laki-laki bertanya: "Sesungguhnya seseorang senang apabila bajunya bagus dan sandalnya bagus." Maka beliau ﷺ berkata: "Sesungguhnya Allah adalah indah dan mencintai keindahan. Yang dimaksud dengan kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (HR. Muslim)

Ucapan beliau ﷺ "tidak akan masuk sorga" adalah ancaman bagi pelakunya bahwasanya dia bukan termasuk orang-orang yang pertama masuk sorga. Dan balasan kesombongan dia adalah masuk neraka terlebih dahulu. Marilah kita belajar menerima kebenaran dari mana pun datangnya karena pada hakikatnya kebenaran dalah dari Allah subhanahu wa ta'ala. Dan janganlah kita meremehkan orang lain karena ilmu, harta, jabatan atau gelar yang kita miliki karena Allah subhanahu wa ta'ala yang memberikan kepada kita kenikmatan-kenikmatan tersebut mampu untuk memberikan kepada orang lain yang semisal atau yang lebih baik kapanpun Allah kehendaki. Semakin seseorang rendah hati karena Allah maka Allah akan semakin mengangkat derajatnya.

Di antara dosa tersebut adalah dosa memakan makanan yang haram. Rasulullah ﷺ yang artinya: "Sesungguhnya tidaklah tumbuh daging dari makan yang haram kecuali neraka lebih pantas bagi daging tersebut." --(HR. Tirmidzi)

Seorang muslim hendaknya sangat berhati-hati di dalam mencari rezeki untuk diri sendiri dan keluarga, tidak memakan dan memberi makan kecuali setelah yakin itu halal. Hendaknya dia menjauhi riba, memakan hak orang lain tanpa haq, menjauhi uang suap, menjauhi curang dalam menimbang, dan harta haram lainnya.

Dan di antara dosa yang bisa menjadi sebab jatuhnya seseorang ke dalam neraka adalah tidak ikhlash di dalam menuntuk ilmu, maksudnya adalah ilmu agama. Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya: "Barang siapa yang menuntut ilmu yang sebenarnya digunakan untuk mencari ridho Allah, dia tidak menuntut ilmu tersebut kecuali untuk mencari dunia, maka dia tidak akan mencium bau sorga pada hari kiamat." --(Hadist shahih riwayat Abu Daud).

Di dalam hadist yang lain beliau ﷺ mengabarkan bahwasanya: "Barang siapa yang menuntut ilmu hanya untuk menyombongkan diri di hadapan ulama atau berdebat dengan orang-orang bodoh maka ancamannya adalah neraka." --(Hadist shahih riwayat Ibnu Majah)

Sabtu, 29 Agustus 2020

Halaqoh 60 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Beberapa Contoh Dosa Penyebab Terjatuhnya Seseorang Ke Dalam Neraka (Bagian 01 Dari 04)

Beberapa Contoh Dosa Penyebab Terjatuhnya Seseorang Ke Dalam Neraka (Bagian 01 Dari 04)

Dosa yang dilakukan seorang muslim apabila Allah subhanahu wa ta'ala tidak mengampuninya akan menjadi sebab seseorang terjatuh ke dalam neraka. Di antara dosa tersebut adalah dosa bid'ah. Rasulullah ﷺ bersabda:

وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ

"Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara yang di ada-adakan dan setiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka." --(HR. An-Nasa'i)

Bi'ah inilah yang sebenarnya yang telah memacah belah umat Islam. Umat yang dulu bersatu, satu di atas Al-Qur'an dan Al-Hadist dan satu pemahaman, yaitu pemahaman para sahabat Nabi ﷺ, generasi terbaik umat Islam, menjadi berbagai aliran yang banyak. Golongan yang selamat adalah golongan yang tetap berpegang dengan Islam yang murni yang dipahami oleh para sahabat radhiyallahu 'anhum. Rasulullah ﷺ bersabda:

وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي

"Dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan, " para sahabat bertanya, "Siapakah mereka wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Mereka adalah golongan yang mana aku dan para sahabatku berpegang teguh padanya". --(Hadits hasan riwayat Tirmidzi).

Ucapan beliau ﷺ "Ummati" (umatku) menunjukkan bahwasanya aliran-aliran tersebut tidaklah kafir dengan bid'ah mereka lakukan. Dan ucapan beliau ﷺ "semuanya masuk neraka" menujukkan bid'ah yang mereka lakukan adalah dosa besar yang menyebabkan masuk neraka. Kalau Allah menhendaki Allah akan mengampuni tanpa diadzab, dan kalau Allah menghendaki maka Allah akan mengadzab di neraka sampai waktu yang Allah kehendaki.

Seorang muslim hendaknya menjauhi aliran-aliran sesat tersebut, yang di antara ciri-cirinya mereka tidak kembali kepada pemahaman sahabat di dalam memahami Al-Qur'an dan Al-Hadist, tidak memiliki perhatian yang besar terhadap aqidah dan tauhid, mendahulukan akal di atas dalil, bersembunyi-sembunyi di dalam beragama, dan ada di antara mereka yang memiliki bai'at khusus kepada pemimpin aliran. Dan di antara ciri-cirinya mencela atau membicarakan kejelekan penguasa, tidak berhati-hati di dalam berdalil dengan hadits-hadist rasulullah ﷺ, mencukupkan diri dengan Al-Qur'an tanpa hadist di dalam berdalil, dan di antara cirinya mereka mudah mengkafirkan orang yang tidak sependapat dengan mereka.

Hendaknya seorang muslim meninggalkan bid'ah meskipun dianggap baik (hasanah) oleh sebagian manusia, meninggalkan aliran-aliran sesat tersebut dan jangan tertipu dengan pakaian atau banyaknya jumlah mereka karena kebenaran tidak diukur dengan perkara-perkara tesebut, tetapi diukur dengan kesesuaiannya dengan Al-qur'an dan Al-Hadist, menasihati para pengikut aliran sesuai dengan kemampuan supaya kembali kepada kebenaran dengan cara yang hikmah merupakab bentuk rasa cinta kita kepada saudara seIslam dan upaya menyatukan umat di atas kebenaran serta menyelamatkan mereka dari ancaman neraka.

Dan perlu diketahui bahwa meninggalkan alliran-aliran tersebut bukan berarti seseorang hidup jauh dari agama, menjauhi ilmu, para ulama kemudian mengikuti syahwat dan hawa nafsunya. Karena seorang muslim di dunia ini dituntut untuk menjauhi fitnah syubhat (kerancuan berfikir) dan juga fitnah syahwat.

Jumat, 28 Agustus 2020

Halaqoh 59 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Ash Shirat

Ash Shirat

Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya Ash Shirat, yaitu jembatan yang dipasang di atas neraka jahannam untuk lewat orang-orang yang beriman menuju sorga.

Setelah berpisah dengan orang-orang munafiq maka tinggalah orang-orang yang beriman dengan berbagai tingkatan keimanan mereka, mulai dari para nabi alahimussalam sampai para pelaku dosa besar. Mereka semua akan menuju sorga dengan melewati sebuah jembatan yang berada di atas neraka. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا. ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا

"Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut. " --(Maryam : 71-72)

Di dalam hadist Abu Sa'id Al-Khudri rodhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan Al-Bukhori dan Muslim, Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa jembatan tersebut sangat menggelincirkan. Di atasnya ada besi-besi pengait dan duri yang keras yang bentuknya seperti duri sa'dan. Berkata Abu Sa'id Alkhudri, sahabat yang meriwayatkan hadist ini di dalam riwayat Muslim: "Telah sampai kepadaku bahwasanya jembatan ini lebih lembut dari pada rambut dan lebih tajam daripada pedang. Di dalam hadits ini disebutkan bahwasanya ada orang yang beriman yang melewati jembatan tersebut dengan sangat cepat seperti kedipan mata, ada seperti kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat burung, ada yang secepat larinya kuda, ada yang secepat larinya onta, dan ada yang sangat lambat sehingga dia lewat jembatan tersebut dalam keadaan menyeret dirinya. Dialah orang terakhir yang melewati jembatan.

Rasulullah ﷺ juga menyebutkan di dalam hadist ini bahwasanya manusia akan terbagi menjadi tiga: Orang yang benar-benar selamat melewati neraka (tanpa terkena sambaran), dan orang yang selamat melewati neraka tetapi terkoyak tubuhnya dan orang yang tersambar dan akhirnya terjatuh ke dalam neraka.

Di dalam hadist Abu hurairah yang diriwayatkan Al-Bukhori dan Muslim Rasulullah ﷺ bersabda:

"Maka aku dan umatkulah yang pertama kali akan melewati. Dan tidak berbicara saat itu kecuali para rasul. Doa mereka saat itu ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah. Di atas jembatan tersebut ada besi-besi pengait seperti duri sa'dan. Taukah kalian duri sa'dan?"

Mereka menjawab: "Iya, Ya rasulullah."

Beliau berkata: "Besi pengait tersebut seperti duri sa'dan namun tidak mengetahui besarnya kecuali Allah. Dia akan menyambar manusia sesuai amalan mereka (dosanya). Ada di antara mereka yang binasa karena amalannya. Dan ada di antara mereka yang terkoyak dari belakang kemudian selamat. Di antara yang selamat adalah 70.000 orang yang akan masuk sorga tanpa hisab. Wajah-wajah mereka seperti bulan di malam bulan purnama. Menyusul setelah mereka rombongan yang wajah mereka seperti bintang yang paling terang (HR. Muslim dari Jabir Ibn 'Abdillah Al-Anshori raodhiyallahu 'anhuma).

Dan akan dikirim amanah dan rahim (kekerabatan). Rasulullah ﷺ bersabda:

"Dan akan dikirim amanah dan rahim (kekerabatan) maka keduanya berdiri di samping kanan dan kiri jembatan." (HR. Muslim)

Ini menunjukkan bahwasanya melaksanakan amanah dan menyambung silaturrahim perkaranya besar di dalam agama Islam. Keduanya akan menuntut orang-orang yang tidak memenuhi hak keduanya. Sebagian orang-orang beriman akan jatuh ke dalam neraka karena ucapan yang dia ucapkan di dunia. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sungguh seseorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang membuat marah Allah, dan hamba tersebut tidak menganggap penting kalimat itu. Dia jatuh dengan sebab ucapan tadi ke dalam jahannam." (HR. Al-Bukhori)

Sebuah batu yang dilempar ke dalam neraka akan sampai ke dasar neraka 70 tahun kemudian, sebagaimana dalam hadist riwayat Muslim.

Sebuah peristiwa yang pasti akan kita alami dan sangat mendebarkan. Berjalan di atas jembatan yang sangat kecil dan sangat panjang di bawahnya ada neraka yang sangat dalam dan berisi adzab yang sangat pedih dan di samping kanan dan kiri ada besi-besi pengait yang siap mengenai orang yang berhak. Ketegeran kita di atas jembatan saat itu sesuai dengan ketegaran kita di dunia di dlam berpegang teguh dengan agama Islam.

Halaqoh 58 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Perpisahan Antara Orang-Orang Yang Beriman Dengan Orang-Orang Munafik

Perpisahan Antara Orang-Orang Yang Beriman Dengan Orang-Orang Munafik

Setelah bangkit dari sujud maka orang-orang beriman akan mengikuti Allah subhanahu wa ta'ala dan akan dibentangkan Ash-Shirath, atau jembatan di atas neraka, sebagaimana di dalam hadist Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Al-Bukhori dan Muslim. Keadaan saat itu gelap gulita.

Seorang Yahudi pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ: "Dimanakah manusia pada hari dimana bumi dan langit diganti?" Beliau ﷺ mengatakan: "Di tempat yang gelap sebelum jembatan." (HR. Al-Bukhori dan Muslim)

Kemudian orang-orang yang beriman akan diberikan cahaya. Di dalam hadist yang shohih yang diriwayatkan oleh Ath-Thobroni di dalam Al-Mu'jamul Kabir, dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: "Maka Allah memberikan mereka cahaya sesuai dengan amalan mereka." Ada di antara mereka yang diberi cahaya sebesar gunung yang besar, yang berjalan di depannya. Dan ada yang diberi lebih kecil dari itu. Dan ada yang diberi cahaya sebesar pohon kurma di sebelah kanannya dan ada yang diberi lebih kecil dari itu. Sehingga ada orang yang diberi cahaya dijempol kakinya, kadang menyala dan kadang padam, apabila menyala maka dia melangkahkan kakinya dan berjalan, dan apabila padam dia berdiri/berhenti. Ini menunjukkan kepada kita tentang pentingnya mengamalkan ilmu bagi seorang muslim. Semakin banyak cahaya ilmu yang dia amalkan di dunia maka akan semakin banyak cahaya yang akan dia dapatkan di hari kiamat.

Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwasanya orang-orang munafiq juga akan diberi cahaya dan akan mengikuti Allah. Namun cahaya mereka padam sebelum sampai di jembatan. Allah subhananu wa ta'ala menceritakan di dalam surat Al-Hadid di ayat 12-15 yang artinya :

"Pada hari ketika kamu melihat orang-orang beriman laki-laki dan wanita cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka. Dikatakan kepada mereka pada hari ini ada berita gembira untuk kalian, yaitu surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kalian akan kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar. Pada hari ketika orang-orang munafiq laki-laki dan wanita: Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kalian. Dikatakan kepada orang-orang munafiq: Kembalilah kalian ke belakang dan carilah sendiri cahaya untuk kalian. Lalu dibuatlah di antara orang-orang yang beriman dan orang-orang yang munafiq sebuah dinding yang memiliki pintu. Di sebelah dalamnya yaitu sisi orang-orang beriman ada rahmat. Dan di sebelah luarnya yaitu sisi orang-orang munafiq ada siksa. Orang-orang munafiq memanggil orang-orang yang beriman seraya berkata: Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kalian di dunia?" Maksudnya, bersama orang-orang yang beriman secara zhohir. Orang-orang yang beriman mejawab: Banar, akan tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri, yaitu dengan kenifaqan kalian. Dan kalian dahulu menunggu-nunggu kehancuran kami dan kalian ragu-ragu serta ditipu dengan angan-angan kosong. Sehingga datanglah ketetapan Allah dan penipu, yaitu setan, telah datang memperdaya kalian tentang Allah. Maka pada hari ini tidak akan diterima tebusan dari kalian maupun dari orang-orang kafir. Tempat kalian adalah neraka. Itulah tempat berlindung kalian dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.

Demikianlah orang-orang munafiq kembali tertipu. Mereka mendapat cahaya di awal dan menyangka bahwasanya akan selamat bersama orang-orang beriman, namun ternyata persangkaan mereka salah. Orang-orang yang beriman ketika melihat cahaya orang-orang munafiq padam, mereka berdoa:

رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu" --(At-Tahrim : 8)

Di dlam hadist yang shahih yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan juga Tirmidzi, Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwasanya orang yang berjalan ke mesjid di dalam kegelapan malam yaitu untuk melakukan sholat berjamaah maka dia akan mendapatkan cahaya yang sempurna di hari kiamat.

Di antara usaha seorang muslim untuk menghilangkan kenifaqan adalah menjaga sholat 5 waktu secara berjamaah. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Barang siapa yang sholat karena Allah selama 40 hari secara berjamaah mendapatkan takbiratul ula (yaitu takbiratul ihram ) maka dia akan terlepas dari 2 perkara, terlepas dari neraka dan terlepas dari kenifaqan."

Halaqoh 57 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Tinggalnya Orang-Orang Yang Beriman Dan Orang-Orang Munafik

Tinggalnya Orang-Orang Yang Beriman Dan Orang-Orang Munafik

Di dalam hadist Abu Sa'id Al-Khudri yang diriwayatkan Imam Al-Bukhori dan Muslim disebutkan bahwasanya setelah orang-orang kafir baik musyrikin maupun ahlul kitab digiring ke neraka maka tidak tersisa kecuali orang-orang yang menyembah Allah, yang sholeh maupun yang fajir (berdoa). Dikatakan kepada mereka: "Apa yang menghalangi kalian untuk pergi sedangkan manusia sudah pergi?" dalam riwayat Muslim: "Apa yang kalian tunggu?" Mereka berkata: "Kami berbeda dengan mereka di dunia, padahal kami dahulu butuh dengan mereka." , maksudnya mereka dahulu bertauhid, tidak menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir meskipun mereka membutuhkan orang-orang kafir tersebut dalam beberapa hal. Mereka berkata: "Sungguh kami telah mendengar penyeru menyeru supaya setiap kaum mengikuti apa yang dia sembah, dan kami sekarang sdang menunggu Rabb kami." Maka datanglah Allah subhanahu wa ta'ala di dalam bentuk yang berbeda dengan bentuk yang mereka lihat pertama kali. Ini menunjukkan bahwasanya orang-orang beriman akan melihat Allah di Padang Mahsyar.

Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda: Maka Allah berkata: "Aku adalah Rabb kalian." Mereka berkata: "Kami berlindung kepada Allah darimu, kami tidak menyekutukan Allah sedikitpun." Mereka mengatakan perkataan ini dua atau tiga kali. Maksudnya Allah akan menguji mereka dengan memperlihatkan dirinya kepada mereka dalam bentuk yang lain. Ketika mereka melihat Allah dalam bentuk yang lain mereka berlindung kepada Allah agar tidak terfitnah di dalam ujian ini.

Dan ucapan mereka: "Kami tidak menyekutukan Allah sedikitpun" menunjukkan tentang keutamaan tauhid. Beliau bersabda: Maka tidak berbicara kepada Allah saat itu kecuali para nabi." Maka Allah berkata: "Apakah kalian memiliki tanda sehingga kalian mengetahui bahwa dia adalah Rabb kalian?" Maka mereka berkata: "Betis." Maka disingkaplah betis Allah subhanahu wa ta'ala. Para ulama mengatakan bahwasanya ini adalah termasuk hadist yang berisi sifat Allah. Kewajiban kita beriman bahwasanya Allah memiliki betis sesuai dengan keagungannya, tidak boleh kita ingkari, tidak boleh kita serupakan dengan makhluk, tidak boleh kita ta'wil, dan tidak boleh kita bertanya tentang bagaimananya.

Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda: "Maka sujudlah setiap mu'min." dan dalam riwayat Muslim disebutkan: "Tidak tersisa orang yang dahulu sujud untuk Allah ikhlas dari dirinya kecuali Allah akan mengizinkannya untuk bersujud. Kemudian tidaklah tersisa orang yang dahulu sujud karena hanya ingin melindungi diri dan riya' kecuali Allah akan menjadikan punggungnya menjadi rata. Setiap akan sujud dia jatuh tersungkur di atas tengkuknya. Maksudnya dia tidak bisa sujud karena punggungnya yang semula memiliki beberapa ruas tulang yang memudahkan dia untuk membungkuk menjadi hanya memiliki satu ruas tulang yang rata.

Demikianlah keadaan orang-orang yang dahulu menipu Allah dan orang-orang yang beriman di dunia. Maka Allah menipu mereka. Mereka menira bahwa mereka akan selamat dengan tinggalnya mereka saat itu bersama orang-orang yang beriman namun ternyata perkiraan mereka ternyata adalah perkiraan yang salah.

Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda: "Kemudian orang-orang yang beriman mengangkat kepala mereka dan Allah subhanahu wa ta'ala telah kembali kepada bentuknya yang semula. Kemudian Allah berkata: "Aku adalah Rabb kalian." dan mereka berkata: "Engkau adalah Rabb kami."

Halaqoh 56 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Keadaan Orang Kafir Ketika Digiring Dan Dikumpulkan Ke Neraka

Keadaan Orang Kafir Ketika Digiring Dan Dikumpulkan Ke Neraka

Pertama mereka akan digiring dengan kasar. Allah berfirman:

يَوْمَ يُدَعُّونَ إِلَىٰ نَارِ جَهَنَّمَ دَعًّا. هَٰذِهِ النَّارُ الَّتِي كُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ

"pada hari mereka didorong ke neraka Jahannam dengan keras. (Dikatakan kepada mereka): 'Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya'." --(At-Thur : 13-14)

Yang Kedua mereka akan digiring secara berkelompok dan akan disambut oleh para malaikat penjaga neraka di ambang pintu neraka dengan penuh penghinaan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, yang artinya:

Orang-orang kafir akan digiring ke neraka Jahannam secara berkelompok-kelompok sehingga apabila mereka telah sampai di ambang pintu neraka dibukalah pintu-pintunya dan berkatalah para penjaga neraka kepada mereka: "Bukankah telah datang kepada kalian rasul-rasul yang berasal dari kalian yang membacakan kepada kalian ayat-ayat rab kalian dan mengingatkan kalian pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar, telah datang." Namun telah tetap adzab bagi orang-orang kafir. Dikatakan kepada mereka: "Masuklah kalian melewati pintu-pintu neraka jahannam itu sedangkan kalian kekal di dalamnya." Maka neraka jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. --(Az-Zumar : 71-72)

Yang ketiga mereka akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajah-wajah mereka. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

الَّذِينَ يُحْشَرُونَ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ أُولَٰئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ سَبِيلًا

"Orang-orang yang dihimpunkan ke neraka Jahannam dengan diseret atas muka-muka mereka, mereka itulah orang yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya." --(Al-Furqan : 34)

Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah ﷺ "Wahai Nabi Allah, bagaimana orang kafir dikumpulkan di atas wajah pada hari kiamat?" Beliau menjawab: "Bukankah yang telah menjadikan dia berjalan di atas kedua kakinya di dunia mampu menjadikan dia berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat?" --(HR. Al-Bukhori dan Muslim)

Yang keempat mereka akan dikumpulkan dalam keadaan buta, bisu dan tuli. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ عُمْيًا وَبُكْمًا وَصُمًّا

"Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan tuli." --(Al-Isra' : 97)

Ada sebagian ulama yang mengatakan bahwasanya mereka buta, bisu dan tuli tidak dalam semua keadaan.

Kelima, mereka akan dikumpulkan bersama teman-teman mereka dan sesembahan-sesembahan mereka dan akan saling menyalah di antara mereka sebelum mereka masuk ke dalam neraka. Lihat surat Ash-Saffat 22-32.

Keenam, sebelum mereka sampai ke neraka mereka akan mendengar suara neraka. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ سَمِعُوا لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيرًا

"Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya." --(Al-Furqan : 12)

Halaqoh 55 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Dikumpulkannya Orang-Orang Kafir Ke Dalam Neraka

Dikumpulkannya Orang-Orang Kafir Ke Dalam Neraka

Setelah hisab di Padang Mahsyar selesai maka mulailah di pisah antara penduduk surga dan neraka secara bertahap. Al-Imam Al-Bukhori dan Muslim meriwayatkan di dalam kedua shahihnya dari Abu Sa'in Al-Khudri rashiyallahu 'anhu dari Rasulullah ﷺ bahwasanya kelak di hari kiamat akan ada yang memanggil dan memerintahkan setiap umat untuk mengikuti tuhan yang mereka sembah di dunia. Maka tidaklah ada manusia yang menyembah selain Allah seperti patung dan batu kecuali dia akan berjatuhan ke dalam neraka sehingga tidak tersisa kecuali orang-orang yang beriman baik yang shaleh maupun yang fasiq dan sebagian kecil atau sisa ahlul kitab, yaitu orang Yahudi dan Nashrani.

Dikatakan kepada orang-orang Yahudi: "Apakah yang kalian sembah." Mereka berkata: "Kami dahulu menyembah Uzair, anak Allah." Dikatakan kepada mereka: "Kalian telah berdusta, Allah tidak memiliki istri dan anak. Lalu apakah yang kalian inginkan?" Maka mereka berkata: "Kami haus, maka berilah kami air minum." Karena saat itu Allah memperlihatkan kepada mereka Jahannam yang dari jauh seperti air. Maka ditunjukkanlah Jahannam yang dari jauh seperti air tersebut dan dikatakan kepada mereka: "Apakah kalian tidak mau mendatanginya?" Maka merekapun dikumpulkan ke Jahannam dan berjatuhan di dalamnya.

Dikatakan kepada orang-orang Nashrani: "Apakah yang kalian sembah." Mereka berkata: "Kami dahulu menyembah Isa, anak Allah." Dikatakan kepada mereka: "Kalian telah berdusta, Allah tidak memiliki istri dan anak. Lalu apakah yang kalian inginkan?" Maka mereka berkata: "Kami haus, maka berilah kami air minum." Maka ditunjukkanlah Jahannam yang dari jauh seperti air tersebut dan dikatakan kepada mereka: "Apakah kalian tidak mau mendatanginya?" Maka mereka juga dikumpulkan ke Jahannam dan berjatudan di dalamnya.

Dan di dalam hadist Abu Hurairah radhiyallahu yang juga dikeluarkan oleh Al-Bukhori dan Muslim disebutkan bahwasanya Allah akan berkata kepada manusia: "Barang siapa menyembah sesuatu maka hendaklah mengikutinya." Maka penyembah matahari akan mengikuti matahari, penyembah bulan akan mengikuti bulan, penyembah toghut akan mengikuti thogut, dan toghut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah. Kemudian tersisalah umat Islam dan bersama mereka orang-orang munafiq.

Di dalam hadist 'Abdullah ibn Mas'ud radhiyallhu 'anhu disebutkan bahwasanya orang-orang yang dahulu menyembah Nabi Isa alaihissalam kaan mengikuti setan Nabi Isa yang diserupakan dengan beliau. Dan yang dahulu menyembah Uzair maka akan mengikuti setan Uzair yang diserupakan dengan beliau (Hadist shohih riwayat Ath-Thobroni di dalam Al-Mu'jamul Kabir.

Demikianlah kepadaan orang-orang yang menyembah kepada selain Allah baik orang-orang musyrikin maupun ahlul kitab (Yahudi dan Nashrani) mereka akan dipisahkan dari orang-orang yang menyembah Allah saja yang mencakup orang-orang yang benar-benar menyembah Allah. Merekalah orang-orang yang beriman maupun orang-orang yang pura-pura menyembah Allah (merekalah orang-orang munafiq).

Halaqoh 54 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Beberapa Kejadian Di Padang Mahsyar Bagian 02 Dari 02

Beberapa Kejadian Di Padang Mahsyar Bagian 02 Dari 02

Di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada para malaikat dan Nabi 'Isya 'alaihissalam. Allah menyebutkan di dalam surat Saba' ayat 40-42, bahwasanya di Padang Mahsyar Allah akan bertanya kepada para malaikat yang disembah oleh sebagian manusia sebagai penghinaan terhadap orang-orang musyrikin yang dahulu menyembah mereka: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kalian?" Para malaikat menjawab: "Maha suci Engkau, Engkaulah pelindung kami, bukan mereka. Akan tetapi sebenarnya mereka dahulu telah menyembah jin. Kebanyakan mereka beriman kepada jin tersebut." Maksudnya bahwasanya orang-orang musyrikin ketika menyembah selain Allah baik orang yang sholeh, benda mati, dan lain-lain, maka pada hakikatnya mereka menyembah jin karena yang menyuruh mereka untuk menyekutukan Allah adalah jin. Apabila mereka menaati maka mereka telah menyembah jin tersebut. Para malaikat pun tidak berkuasa untuk memberikan manfaat dan tidak pula mudharat kepada orang-orang yang telah menyembah mereka. Para penyembah malaikat itu pun akan diadzab oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Di dalam surat Al-maidah 116-117, Allah menyebutkan bahwasanya Allah akan bertanya kepada Nabi 'Isa 'alaihissalam sebagai penghinaan dari Allah subhanahu wa ta'ala terhadap orang-orang nashrani yang menjadikan beliau dan ibu beliau sebagai tuhan: "Wahai Isa putra Maryam, apakah engkau dahulu pernah mengatakan kepada manusia jadikanlah aku dan ibuku dua tuhan selain Allah? Dia menjawab: Maha suci Engkau. Tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku untuk mengatakannya. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diriMu, Sesungguhnya Engkau mengetahui perkara yang ghoib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku untuk mengatakannya, yaitu sembahlah Allah, rabbku dan rabb kalian. Dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku hidup bersama mereka, maka setelah engkau wafatkan aku, engkaulah yang mengawasi mereka, dan Engkau maha menyaksikan segala sesuatu."

Demikianlah keadaan para malaikat dan Nabi Isa 'alaihissalam, mereka adalah makhluk yang taat beribadah kepada Allah, senang apabila manusia yang menyembah kepada Allah, dan mereka tidak pernah menyuruh manusia menyembah diri mereka, demikian pula orang-orang yang sholeh dan wali-wali Allah. Manusialah yang terlalu berlebih-lebihan terhadap mereka, membuat patung mereka, memajang gambar mereka, membangun dan menghias kuburan mereka, meyakini bahwasanya mereka mengetahui yang ghoib, berdoa kepada mereka, bepergian jauh untuk berziarah ke makam mereka, beri'tikaf di kuburan mereka, menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka, membangun masjid di atas kuburan mereka, atau memasukkan kuburan mereka ke dalam mesjid, bertawasul dengan doa mereka setelah mereka meninggal dunia, atau menganggap orang-orang sholeh tersebut bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah, ini semua termasuk berlebihan. Jangan sampai keadan seseorang seperti keadaan kaum Nabi Nuh 'alaihissalam yang berlebihan terhadap lima orang shaleh yang disebutkan di dlamsurat Nuh ayat yang 23, atau seperti keadaan sebagian orang yang mengaku mencintai Ali bin Abi Thalib, Fathimah, hasan, Husain dan sebagian keturunan beliau raodhiyallahu 'anhum kemudian berlebih-lebihan terhadap mereka.

Halaqoh 53 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Beberapa Kejadian Di Padang Mahsyar Bagian 01 Dari 02

Beberapa Kejadian Di Padang Mahsyar Bagian 01 Dari 02

Di antara kejadian di Padang Mahsyar adalah percekcokan antara pada pembesar orang-orang kafir dan para pengikutnya. Allah menyebutkan di dalam surat Saba' ayat 31 sampai 33 bahwasanya orang-orang kafir akan dihadapkan kepada Allah. Berkatalah orang-orang yang dianggap lemah kepada pembesar-pembesar mereka: "Kalau bukan karena kalian tentulah kami dahulu menjadi orang-orang yang beriman." Pembesar-pembesar tersebut membantah dan mengatakan: "Apakah kami yang telah menghalangi kalian dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepada kalian? Tidak, sebenarnya kalian sendirilah orang-orang yang berdosa. (maksudnya, kalian sendirilah yang menginginkan kesesatan dan kami hanya mengajak). Orang-orang yang dianggap lemah balik membantah dan mengatakan: "Tidak, sebenarnya tipu daya kalian malam dan siang itulah menghalangi kami ketika kalian menyuruh kami untuk kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu baginya. Akhirnya semuanya menyesal tatkala melihat adzab. Demikianlah keadaan para pembesar dan tokoh masyarakat yang mengajak kepada kesyirikan dan menghalangi menusia dari tauhid. Mereka berlepas diri dari pengikut mereka dan tidak bisa menolong mereka sedikit pun. Para pengikut akan celaka sebagaimana para tokoh tersebut, dan para pembesar juga celaka.

Oleh karena itu seorang muslim hendaknya menyelamatkan dirinya dari neraka. Jadilah seorang tokoh masyarakat yang mengajak kepada tauhid. Dan apabila dia adalah orang yang lemah maka janganlah dia mengikuti kemauan para pembesar ataupun orang banyak apabila mereka menghalangi manusia dari tauhid dan mengajak kepada kesyirikan. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberikan hidayah kepada kita dan juga mereka, menghilangkan rasa cinta dunia yang berlebihan dalam diri kita, dan menghilangkan kesombongan dari dalam diri kita, dan menjadikan rasa takut kita hanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Dan di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada orang-orang musyrikin tentang sesembahan selain Allah yang mereka sembah di dunia, dimanakah mereka pada hari tersebut. Dan Allah akan bertanya kepada mereka tentang bagaimana sikap mereka terhadap ajakan para rasul 'alaihimussalam. Di dalam surat Al-Qashosh ayat 62 sampai 66, Allah akan memanggil orang-orang musyrikin dan menghina mereka dengan bertanya "Dimanakah sekutu-sekutuKu yang dahulu kalian sangka mereka adalah sekutu-sekutuKu." Kemudian Allah subhanahu wa ta'ala akan berkata kepada orang-orang musyrikin: "Berdoalah kalian kepada sekutu-sekutu kalian." Maka merekapun berdoa kepada sesembahan-sesembahan mereka di dunia, meminta pertolongan kepada mereka dalam keadaan genting tersebut sebagaimana mereka dahulu meminta di dunia. Maka sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa berbuat apa pun dan tidak menjawab seruan mereka. Barulah mereka mengetahui bahwasanya sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa menolong mereka sedikitpun.

Allah juga akan bertanya kepada mereka: "Apakah jawaban kalian terhadap ajakan para rasul? Yaitu Apakah kalian membenarkan mereka dan mengikuti ajakan mereka untuk bertauhid?" Demikianlah keadaan orang-orang musyrikin, sesembahan-sesembahan mereka di dunia tidak dapat mengabulkan doa mereka ketika sangat dibutuhkan, tidak bisa menolong mereka di hadapan Allah, bahkan mereka berlepas diri. Allah berfirman:

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ. وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ

"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka." --(Al-Ahqaf : 5-6)

Adapun orang yang bertauhid maka Allah akan menolong mereka di dunia dan akhirat.

Rabu, 26 Agustus 2020

Halaqoh 52 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Telaga Rasulullah ﷺ

Telaga Rasulullah ﷺ

Di antara beriman kepada hari akhir adalah beriman tentang adanya telaga rasulullah ﷺ pada hari kiamat. Hadist-hadist yang datang di dalam masalah ini mencapai derajat mutawatir, di antaranya adalah sabda beliau ﷺ:

إِنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوْضًا وَإِنَّهُمْ يَتَبَاهَوْنَ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ وَارِدَةً وَإِنِّي أَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ وَارِدَةً

"Sesungguhnya tiap tiap nabi itu memiliki telaga, dan sesungguhnya mereka saling membangga-banggakan telaga siapakah di antara mereka yang paling banyak pengunjungnya, dan sesungguhnya aku berharap menjadi orang yang paling banyak pengunjungnya." --(HR. Tirmidzi No. 2334)

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

حَوْضِي مَسِيرَةُ شَهْرٍ مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنْ اللَّبَنِ وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنْ الْمِسْكِ وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ مَنْ شَرِبَ مِنْهَا فَلَا يَظْمَأُ أَبَدًا

"Telagaku jauhnya sejauh perjalanan sebulan, airnya lebih putih daripada susu, dan baunya lebih wangi daripada minyak kasturi, dan kizan-nya (tekonya) sebanyak bintang di langit, siapa meminumnya ia tak akan haus selama-lamanya." --(HR. Bukhori dan Muslim)

Sebagian ulama mengatakan bahwasanya seandainya dia masuk ke dalam neraka setelah itu karena dosa yang dia lakukan maka dia tidak akan di'adzab dengan rasa haus.

Umat beliau ﷺ akan mendatangi telaga beliau dan meminum darinya. Beliau ﷺ mengatakan yang artinya:

"Dan aku akan menolak manusia dari telagaku, sebagaimana seseorang menolak onta orang lain dari telaganya." maka para sahabat bertanya kepada beliau: "Wahai rasulullah, apakah engkau mengenal kami pada hari tersebut?" Beliau menjawab: "Iya, kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki umat-umat yang lain. Kalian akan mendatangi telagaku dalam keadaan putih wajah, tangan dan kaki kalian dari bekas berwudhu'" --(HR. Muslim)

Orang yang beriman ketika rasulullah ﷺ masih hidup kemudian dia murtad sepeninggal beliau ﷺ maka akan dijauhkan dari telaga beliau ﷺ. Di dalam sebuah hadist beliau ﷺ mengatakan yang artinya:

"Aku akan mendahului kalian di atas telaga dan akan dinampakkan beberapa orang di antara kalian kemudian tiba-tiba dijauhkan dariku. Akupun bertanya 'Wahai Rabbku, bukankah mereka adalah para sahabatku?' Maka dikatakan kepada beliau 'Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan setelah dirimu.'" -- (HR. Bukhori dan Muslim dari 'Abdullah bin Mas'ud rodhiyallahu 'anhu)

Di dalam hadist yang lain, dikatakan kepada beliau:

"Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka ubah setelahmu." --(HR. Bukhori dan Muslim)

Sebagian ulama mengatakan bahwasanya membuat bid'ah di dalam agama termasuk "merubah" yang dimaksud di dalam hadist ini. Dikuatirkan dia tidak bisa meminum dari telaga Nabi ﷺ. Namun bukan berarti apabila dia masuk ke dalam neraka dia kekal di dalamnya karena yang kekal di dalam neraka hanyalah orang-orang kafir.

Dua hadist terakhir menunjukkan bahwasanya setelah meninggal dunia beliau ﷺ tidak mengetahui apa yang dilakukan umatnya. Semoga allah subhanahu wa ta'ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang bisa meminum dari telaga rasulullah ﷺ.

Halaqoh 51 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Mizan (Timbangan) Dan Penimbangan Amal Bagian 02 dari 02

Mizan (Timbangan) Dan Penimbangan Amal Bagian 02 dari 02

Amalan yang paling berat di dalam timbangan di hari kiamat adalah dua kalimat syahadah. Dari 'Abdullah bin 'Amr bin 'Ash rodhiyallahu 'anhuma beliau berkata Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya Allah akan memilih salah seorang dari umatku dihadapan makhluk-makhluk yang lain pada hari kiamat. Maka dibukalah di hadapannya sembilan-puluh-sembilan sijjil (Makna sijjil adalah kitab besar, dan maksud beliau ﷺ adalah kitab yang berisi dosa-dosa hamba tersebut.) Kemudian beliau ﷺ mengatakan setiap sijjil besarnya sejauh mata memandang. Kemudian Allah bertanya kepada hamba tersebut "Apakah ada di antara isi kitab tersebut yang engkau ingkari? Apakah para malaikat penulis telah menzholimimu?" hamba tersebut menjawab: "Tidak wahai Rabbku." Allah bertanya, "Apakah engkau memiliki alasan?" Dia kembali menjawab: "Tidak wahai Rabbku." Maka Allah pun berkata: "Sesungguhnya engkau memliki hasanah di sisi Kami, dan sesungguhnya engkau tidak akan dizholimi pada hari ini." Maka dikeluarkanlah sebuah kartu yang bertuliskan: "Asyhadu An laa ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuluhu." Allah pun berkata: "Lihatlah timbanganmu!" Hamba tersebut mengatakan: "Wahai Rabbku, Apalah arti kartu ini dibandingkan sijjil yang begitu banyak?" Allah pun berkata: "Sesungguhnya engkau tidak akan dizholimi." Diletakkanlah sijjil yang banyak tersebut di satu piringan timbangan dan diletakkan kartu di satu piringan timbangan yang lain, maka ringanlah sijjila yang banyak, dan beratlah kartu tersebut. Kemudian beliau ﷺ mengatakan: "Tidak ada sesuatu yang mengalahkan beratnya nama Allah." (Hadist shahih riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Di antara amalan yang sangat memberatkan timbangan pada hari kiamat adalah akhlaq yang baik. Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya:

"Tidak ada sesuatu yang lebih berat di dalam timbangan daripada akhlaq yang baik." (Hadist shahih riwayat Abu Daud dan Tirmidzi)

Di antara akhlaq yang baik adalah menyambung orang yang memutus kita, memberi kepada orang yang tidak mau memberi kepada kita, dan memaafkan orang yang menzholimi kita."

Di antara amalan yang berat adalah ucapan "subahanallahi wa bihamdih, subhanallahi al-'azhim" sebagaimana di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim.

Di antara amalan yang memenuhi timbangan adalah ucapan "Alhamdulillah", sebagaimana di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Oleh karena itu hendaknya seorang muslim senantiasa memperbaiki dua kalimat syahadat yang dia ucapkan, berusaha untuk memahami maknanya dan mengamalkan isinya dan istiqamah di atas keduanya sampai meninggal dunia. Di samping itu hendaknya dia memperbaiki ibadahnya kepada Allah dan akhlaqnya kepada manusia. Melakukan itu semua karena Allah dan untuk memperberat timbangannya di hari kiamat.

Orang yang berbahagia adalah orang yang lebih berat timbangan kebaikannya daripada kejelekannya. Dan orang yang celaka adalah orang yang lebih ringan timbangan kebaikannya daripada kejelekannya, sebagaimana yang disebutkan oleh allah di dalam surat al-Qari'ah.

Orang kafir tidak memiliki sesuatu yang memberatkan timbangan mereka karena amalan mereka batal dengan kesyirikan dan kekufuran. (Lihat surat Al-Kahfi ayat 103-106)

Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya: "Sesungguhnya akan datang seseorang yang besar lagi gemuk pada hari kiamat, akan tetapi beratnya di sisi Allah tidak lebih dari berat satu sayap dari seekor nyamuk." (HR. Bukhori dan Muslim)

Dalil-dalil di atas menunjukkab bahwasanya ada 3 perkara yang akan ditimbang di hari kiamat: (1) Amalan (2) Orang yang mengamalkan (3) kitab catatan amalan.