Jumat, 31 Januari 2020

Halaqoh 20 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Ya'juj dan Ma'juj (Bagian 01)

Ya'juj dan Ma'juj (Bagian 01)

Ya'juj dan Ma'juj adalah nama dua umat manusia keturunan Nabi Adam 'alaihissalam. Mereka sudah ada di zaman Zulqornain dan membuat kerusakan di permukaan bumi. Allah subhanahu wa ta'ala dengan rahmat-Nya telah melindungi manusia dari mereka. Zulqornain telah membuat dinding raksasa dari besi dan tembaga untuk mencegah mereka keluar sampai waktu yang ditentukan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Dalam hadist yang shohih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah rohimahullah, Rosulullah ﷺ menyebutkan bahwasanya Ya'juj dan Ma'juj menggali setiap hari dan berusaha untuk keluar. Ketika hampir mereka melihat sinar matahari maka sebagian mereka mengatakan: "Kembalilah kalian! Besok kita akan menggali kembali." dan mereka tidak mengatakan "In syaa'allah". Maka Allah subhanahu wa ta'ala mengembalikan galian mereka seperti sediakala seakan-akan belum mereka gali. Demikian setiap hari sampai ketika sudah waktunya mereka keluar sebagian mereka mengatakan setelah selesai menggali: "Kembalilah kalian! Besok in syaa'allah kita akan menggali lagi." maka pada besok harinya mereka mendapatkan galian mereka dan akhirnya merekapun bisa keluar.

Suatu hari Rosulullah ﷺ pernah mengabarkan bahwa di zaman beliau dinding tersebut telah terbuka sedikit seperti lingkaran yang dibentuk oleh ibu jari dan jari telunjuk (Hadist riwayat Bukhori). Kalau sudah mendekat hari kiamat, maka dinding tersebut akan hancur dan mereka pun akan keluar. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

قَالَ هَٰذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي ۖ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ ۖ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا. وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ ۖ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا

Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar". Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya, --(Al-Kahfi : 98-99)

Dan mereka akan dengan cepat keluar sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala:

حَتَّىٰ إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ

"Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. " --(Al-Anbiya' : 96)

Allah subhanahu wa ta'ala telah menjadikan keluarnya Ya'juj dan Ma'juj sebagai salah satu tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat.

Halaqoh 19 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Turunnya Nabi Isa 'Alaihissalam (Bagian 02)

Turunnya Nabi Isa 'Alaihissalam (Bagian 02)

Setelah Ya'juj dan Ma'juj binasa jadilah Nabi 'Isa 'alaihissalam seorang pemimpin yang adil yang menegakkan syariat Islam. Rosulullah ﷺ bersabda:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلًا فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, diprediksikan segera turun kepada kalian 'Isa bin Maryam sebagai hakim yang adil, dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan jizyah dan harta benda akan banyak tersebar sehingga tidak ada seorangpun yag mau menerima (shadaqah) hingga pada masa itu satu kali sujud lebih baik daripada dunia dan isinya" --(HR. Bukhori No. 3448 dan Muslim No. 155)

Beliau turun - 'alaihissalam - beriman kepada Nabi Muhammad ﷺ, mengikuti syariat beliau, dan bukan untuk menghapus syariat Nabi Muhammad ﷺ. Manusia saat itu dalam keadaan aman, tentram dan damai. Rosulullah ﷺ mengabarkan bahwasanya kehidupan saat itu adalah kehidupan yang sangat indah. Langit diizinkan untuk menurunkan hujan, bumi diizinkan untuk mengeluarkan tanaman, bahkan sendainya ada sebuah biji yang jatuh di atas batu yang keras niscaya dia akan tumbuh. Tidak ada saling bakhil, tidak ada saling hasad, dan tidak ada saling benci. Sampai seandainya ada seseorang yang melewati seekor singa niscaya singa tersebut tidak akan mengganggunya. Seandainya ada seseorang yang menginjak seekor ular, niscaya ular tersebut tidak akan mengganggunya (Hadist shohih diriwayatkan oleh Ad-Dailami). Di dalam Shohih Muslim, disebutkan bahwasanya beliau 'alaihissalam akan melakukan haji dan umroh, dan di dalam hadist yang lain disebutkan bahwasanya beliau akan tinggal di bumi selama empat puluh tahun kemudian meninggal dan disholatkan oleh orang Islam (Hadist shohih diriwayatkan oleh Abu Daud).

Kamis, 30 Januari 2020

Halaqoh 18 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Turunnya Nabi Isa 'Alaihissalam (Bagian 01)

Turunnya Nabi Isa 'Alaihissalam (Bagian 01)

Ketika orang-orang Yahudi berusaha membuat makar untuk membunuh Nabi 'Isa 'alaihissalam, Allah subhanahu wa ta'ala menyelamatkan beliau dengan mengangkat beliau ke atas, kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Turunnya beliau ke bumi Allah jadikan sebagai salah satu tanda tanda besar dekatnya hari kiamat. Allah berfirman:

وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ

"Sesungguhnya itu adalah tanda dekatnya Hari Kiamat." --(Az-Zukruf : 61)

Berkata 'Abdullah Ibn 'Abbas rodhiyallahu 'anhuma maksud dari hal itu adalah turunnya Nabi 'Isa 'alaihissalam (diriwayatkan oleh Ath-Thobari di dalam tafsirnya).

Beliau turun di saat kaum muslimin sedang di masa genting menghadapi dasyatnya fitnah Dajjal, beliau turun di waktu subuh, dan sholat di belakang Imam Mahdi (imam kaum muslimin saat itu). Rosulullah ﷺ bersabda:

كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ

"Bagaimana sikap kalian jika 'Isa bin Maryam 'alahis salam turun di tengah-tengah kalian dan imam kalian adalah dari kalian?" --(HR. Bukhori no. 3449 dan Muslim no. 3449)

Hal yang pertama kali beliau lakukan adalah membunuh Dajjal yang sedang mengepung sebagian kaum muslimin di Baitul Maqdis. Beliau membunuh dengan tombak kecil beliau di saat Dajjal hampir melarut habis seperti melarutnya garam karena melihat Nabi 'Isa alaihissalam. Kemudian umat Islam pun memerangi orang-orang yang bersama Dajjal di antaranya adalah orang-orang Yahudi, sehingga bebatuan dan pepohonan membantu umat Islam memerangi orang-orang Yahudi. Setiap ada orang Yahudi yang berusaha untuk bersembunyi di belakang batu atau pohon maka berkatalah batu atau pohon tersebut: "Wahai muslim, ini Yahudi, bersembunyi di belakangku, maka bunuhlah dia!" kecuali pohon Ghorqod. (HR. Muslim)

Setelah itu, keluarlah Ya'juj dan juga Ma'juj yang membuat kerusakan besar di permukaan bumi. Maka Nabi 'Isa alaihissalam dan juga kaum muslimin berdoa kepada Allah supaya Allah subhanahu wa ta'ala membinasakan mereka.

Halaqoh 17 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Dajjal (Bagian 03)

Dajjal (Bagian 03)

Seorang muslim hendaknya mencari jalan keselamatan dari fitnah Dajjal. Di antara, yang pertama berusaha mengenal Allah dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, karena orang yang mengikuti Dajjal adalah orang-orang yang tidak mengenal Allah subhanahu wa ta'ala.

Yang kedua menaati Rosulullah ﷺ, karena Dajjal ketika dikabarkan oleh Tamim Ad-Dari rodhiyallahu 'anhu dan juga kawan-kawannya bahwasanya Muhammad telah muncul dan menang dan menjadi orang yang ditaati maka Dajjal mengatakan:

إِنَّ ذَاكَ خَيْرٌ لَهُمْ أَنْ يُطِيعُوهُ

"Ketahuilah bahwasanya menaatinya (Muhammad ﷺ) adalah lebih baik bagi mereka." --(HR. Muslim No. 2942)

Yang ketiga adalah memperbanyak membaca doa meminta ketetapan hati:

َ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِك

"Wahai zat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu" --(HR. Tirmidzi No. 3522 dan Ahmad No. 25364)

Kemudian yang keempat adalah membaca doa yang diajarkan oleh Nabi ﷺ sebelum salam (di dalam sholat):

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam, dan dari siksa kubur, dan dari fitnah ketika hidup dan ketika mati, dan keburukan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal." --(HR. Muslim No. 588)

Sebagian pendahulu kita dahulu menyuruh anaknya untuk mengulang sholat lagi apabila tidak membaca doa ini ketika sholat.

Yang kelima adalah berusaha menjauh dari Dajjal apabila mendengar tentang kedatangannya. Karena Dajjal memiliki syubhat (kerancuan) yang bisa menggoyahkan iman seseorang. Rosulullah ﷺ bersabda:

مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ مِنْهُ فَإِنَّ الرَّجُلَ يَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَلَا يَزَالُ بِهِ لِمَا مَعَهُ مِنْ الشُّبَهِ حَتَّى يَتَّبِعَهُ

"Barangsiapa mendengar Dajjal, maka menjauhlah darinya karena seseorang yang menemuinya akan mengira bahwa dia orang beriman, dan dia terus seperti itu hingga orang tersebut mengikutinya." --(HR. Abu Daud No. 4319 dan Ahmad No. 19029)

Di dalam kitab Shohih Muslim disebutkan bahwasanya manusia akan pergi ke gunung-gunung untuk menghindari Dajjal.

Kemudian yang keenam apabila mampu maka hendaklah dia pergi ke dua tanah haram, yaitu Makkah dan juga Madinah, karena keduanya tidak bisa dimasuki oleh Dajjal. (HR. Bukhori dan Muslim).

Ketujuh, apabila terpaksa bertemu dengan Dajjal maka hendaklah dia bersabar di atas kebenaran dan tidak menaati Dajjal tersebut. Dan hendaknya dia membaca sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi. Rosulullah ﷺ bersabda:

فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ، فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الْكَهْفِ

"Siapa diantara kalian yang menjumpainya (Dajjal), maka bacalah dihadapannya pembukaan surat Al-Kahfi." --(HR. Muslim No. 2137, Abu Daud No. 4321, 4322, Tirmidzi No. 2240, Ibnu Majah No. 4065)

Dalam hadist yang lain beliau mengatakan:

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ

"Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, niscaya dia akan terlindungi dari fitnah Dajjal." --(HR. Muslim No. 809)

Kemudian yang kedelapan bila melihat Dajjal membawa dua sungai, yaitu sungai dari api dan sungai dari air, maka petunjuk Nabi ﷺ hendaknya kita memejamkan mata menundukkan kepala kemudian meminum dari sungai api karena itu sesungguhnya adalah air yang dingin. (HR. Muslim)

Dajjal muncul pada masa Imam Mahdi sebelum turunnya Nabi 'Isa 'alaihissalam, dan akan dibunuh oleh Nabi 'Isa. Kewajiban seorang muslim adalah beriman dengan munculnya Dajjal sebagaimana dikabarkan Nabi ﷺ di dalam hadist-hadist yang shohih. Dajjal bukan khayalan atau simbol kerusakan semata. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala melindungi kita dan keluarga kita dari fitnah Dajjal.

Halaqoh 16 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Dajjal (Bagian 02)

Dajjal (Bagian 02)

Rosulullah ﷺ sebagai seorang nabi yang sangat menginginkan kesalamatan bagi umatnya telah menyebutkan di dalam hadist-hadist yang shohih tentang ciri-ciri Dajjal. Di antaranya bahwasanya Dajjal adalah orang yang gemuk badannya, kulitnya berwarna merah, rambutnya keriting, mata kanannya buta, mata kirinya seperti anggur, tertulis di antara kedua matanya tiga huruf ك ف ر yang di dalam riwayat lain disebutkan كافر. Semua orang yang beriman bisa membaca baik yang buta huruf maupun yang tidak buta huruf. Ciri-ciri di atas disebutkan di dalam hadist-hadist yang diriwayakan oleh Bukhori dan juga Muslim.

Di dalam shohih Muslim disebutkan bahwasanya Dajjal tidak memiliki anak. Orang yang mengenal Allah subhanahu wa ta'ala mengetahui bahwasanya Dajjal bukanlah Robbul'alamanin, mereka tahu bahwasanya Allah tidak dilihat di dunia, Allah tidak buta sebelah. Adapun kehebatan yang dimiliki oleh Dajjal maka semuanya adalah dengan izin Allah subhanahu wa ta'ala untuk menguji keimanan para hamba. Rosulullah ﷺ bersabda:

فَإِنْ أَلْبَسَ عَلَيْكُمْ رَبَّكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَأَنَّكُمْ لَنْ تَرَوْنَ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَتَّى تَمُوتُوا

"Seandainya dia menjadikanmu ragu terhadap Rabbmu yang sebenarnya- maka ketahuilah bahwa Rabb kalian Tabaaraka wa ta'aala Dia tidak buta sebelah dan kalian sekali-kali tidak akan pernah melihat RABB kalian sehingga kalian meninggal." --(HR. Ahmad No. 21701 dan Abu Daud dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahullahu ta'ala)

Dajjal akan tinggal di bumi selama empat puluh hari, dimana satu hari pertama seperti setahun, satu hari kedua seperti sebulan, satu hari ketiga seperti seminggu, dan hari-hari yang lain seperti hari-hari biasa (HR. Muslim). Jadi kurang lebih apabila dihitung dengan hari-hari biasa dia akan tinggal di bumi selama satu tahun 2.5 bulan.

Sabtu, 25 Januari 2020

Halaqoh 15 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Dajjal (Bagian 01)

Dajjal (Bagian 01)

Dajjal yang secara bahasa artinya adalah "Pendusta Besar" merupakan seorang manusia keturunan Nabi Adam 'alaihissalam yang di akhir zaman Allah subhanahu wa ta'ala akan menjadikan dia sebagai fitnah terbesar dalam sejarah manusia. Rosulullah ﷺ bersabda:

مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنْ الدَّجَّالِ

"Tidak ada sejak penciptaan Adam hingga terjadinya kiamat makhluk yang lebih besar dari Dajjal." --(HR. Muslim No. 2946)

Sebelum keluarnya Dajjal bumi dalam keadaan kemarau yang sangat panjang. Manusia sangat membutuhkan air dan juga makanan. Dajjal muncul dan mengaku sebagai tuhan Robb al-'alamin. Allah subhanahu wa ta'ala memberikan dia kemampuan untuk bergerak cepat, menurunkan hujan, dan menumbuhkan tanaman. Dia membawa sesuatu yang menyerupai sorga dan neraka. Sehingga orang-orang yang tidak mengenal Allah subhanahu wa ta'ala seperti orang-orang musyrik, kafir dan munafiq, merekapun mengikuti Dajjal. Di antaranya adalah 70.000 (tujuh puluh ribu) orang Yahudi Asbahan (Hadist riwayat Muslim). Dan Asbahan adalah nama sebuah daerah. Sampai ada seseorang yang awalnya menyangka dirinya beriman setelah melihat perkara yang luar biasa pada diri Dajjal, akhirnya dia mengikuti Dajjal tersebut (Hadist shohih riwayat Abu Daud).

Setiap nabi telah mengingatkan umatnya fitnah Dajjal ini. Rosulullah ﷺ bersabda:

إِنِّي أُنْذِرُكُمُوهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوحٌ قَوْمَهُ

"Sesungguhnya aku akan memperingatkan kalian tentang Dajjal. Dan tidaklah seorang nabi kecuali dia telah memperingatkan kaumnya dari Dajjal, demikian pula Nuh." (HR. Bukhori No. 6173, 6174, 6175)

Dajjal sekarang ada di sebuah pulau. Tamim Ad-Dari, salah seorang sahabat Nabi ﷺ saat masih beragama Nashroni, dia dan beberapa orang temannya, pernah terdampar di pulau tersebut. Mereka melihat Dajjal dalam keadaan terikat kuat, bahkan sempat terjadi dialog antara mereka dengan Dajjal. Kemudian Tamim mengabarkan pertemuan dan dialog ini kepada Nabi ﷺ setelah masuk Islam, dan dibenarkan oleh Nabi ﷺ (hadist shohih riwayatkan Iman Muslim).

Halaqoh 14 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Tanda-Tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat

Tanda-Tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat

Tanda-tanda besar dekatnya Hari Kiamat adalah 10 (sepuluh) tanda menjelang datangnya hari kiamat, yang apabila sudah muncul sepuluh tanda tersebut maka akan terjadilah hari kiamat. Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu maka akan segera diikuti oleh yang lain. Suatu saat Nabi Muhammad ﷺ melihat para sahabat dengan saling berbicara. Kemudian beliau bertanya: "Apa yang sedang kalian bicarakan?" Merekapun menjawab: "Kami sedang mengingat hari kiamat." Kemudian beliau ﷺ berkata:

إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ

"Tidak akan tegak Hari Kiamat sampai kalian melihat sepuluh tanda sebelumnya." Kemudian beliau menyebut (1) asap (dukhon) (2) dan Dajjal (3) dabbah (binatang melata)(4) dan terbitnya matahari dari barat, (5) turunnya 'Isa bin Maryam (6) Ya'juj dan Ma'juj, dan tiga turunnya tanah: (7) turunnya tanah di Timur (8) turunnya tanah di Barat dan (9) turunnya tanah di Jazirah Arab, dan yang terakhir (10) adalah api yang menggiring manusia menuju tempat berkumpul. --(HR. Muslim No. 2901)

Apa yang disebut di dalam hadist di atas bukanlah berurutan dan in syaa allah akan kita pelajari satu-per-satu dari tanda-tanda tersebut pada halaqoh-halaqoh selanjutnya.

Halaqoh 13 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Tanda-Tanda Dekatnya Hari Kiamat Yang Belum Terjadi

Tanda-Tanda Dekatnya Hari Kiamat Yang Belum Terjadi

Di antaranya adalah keluarnya Imam Mahdi. Rosulullah ﷺ bersabda:

لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا يَوْمٌ لَطَوَّلَ اللَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يَبْعَثَ فِيهِ رَجُلًا مِنِّي أَوْ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمُ أَبِي يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا

"Seandainya tidak tersisa dunia ini kecuali satu hari saja niscaya Allah akan memanjangkan hari tersebut sehingga Allah mengutus seseorang yang berasa dariku atau dari keluargaku, yang namanya sama dengan namaku, dan nama bapaknya sama dengan nama bapakku. Dia akan memenuhi bumi dengan dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi dengan kezholiman." (HR. Abu Daud No. 4282 - berderajat hasan shohih)

Dalam hadist yang lain Beliau ﷺ mengatakan:

الْمَهْدِيُّ مِنِّي أَجْلَى الْجَبْهَةِ أَقْنَى الْأَنْفِ يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا يَمْلِكُ سَبْعَ سِنِينَ

"Al-Mahdi adalah dari keluargaku, luas dahinya, mancung hidungnya, dia akan memenuhi bumi dengan keadilan setelah bumi ini penuh dengan kezholiman dan dia akan berkuasa selama tujuh tahun." --(HR. Abu Daud No. 4285 - berderajat hasan shohih)

Dan hadist-hadist yang shohih tentang keluarnya Imam Mahdi mutawatir makna dikeluarkan oleh 26 (dua puluh enam) sahabat Nabi ﷺ. Kewajiban seorang muslim adalah beriman dengan seyakin-yakinnya dengan keluarnya Imam Mahdi tersebut, sebagaimana disifatkan di dalam hadist-hadist yang shohih.

Dan waspadalah kepada orang-orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi atau diyakini oleh pengikutnya sebagai Imam Mahdi. Imam Mahdi bukanlah yang bersembunyi di goa selama lebih dari seribu tahun. Beliau akan muncul kelak sebelum munculnya Dajjal dan sebelum turunnya Nabi Isa 'alaihissalam. Beliau adalah imam yang sholeh yang muncul di tengah-tengah manusia menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar.

Selasa, 21 Januari 2020

Halaqoh 12 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi dan Sedang Terjadi

Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi dan Sedang Terjadi

Di antaranya, yang pertama keluarnya nabi-nabi palsu setelah Nabi Muhammad ﷺ. Rosulullah ﷺ bersabda:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ

"Tidak akan tegak kiamat hingga para Dajjal pendusta didibangkitkan, (jumlah mereka) hampir tiga puluh orang, semuanya mengaku bawa ia adalah utusan Allah." --(HR. Bukhori dan Muslim No. 157)

Sebagian ulama mengatakan yang dimaksud dengan nabi-nabi palsu di dalam hadist ini adalah orang-orang yang mengaku menjadi nabi setelah Rosulullah ﷺ dan mereka memiliki banyak pengikut, seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Al-Aswad Al-Ansi, Mukhtar Ats-Tsaqofi dan lain-lain. Adapun orang yang mengaku sebagai nabi dan diikuti oleh segelintir manusia maka mereka banyak dan lebih dari tiga puluh orang.

Yang kedua berlomba-lombanya orang-orang yang dahulunya miskin dalam membangun bangunan. Rosulullah ﷺ ketika ditanya oleh Malaikat Jibril tentang sebagian tanda-tanda hari kiamat maka beliau mengatakan:

أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ

"Apabila seorang budak melahirkan (anak) tuan-Nya, dan kamu melihat orang yang tidak beralas kaki, telanjang, miskin, penggembala kambing, berlomba-lomba dalam membangun bangunan." --(HR. Muslim No. 8)

Yang ketiga adalah disandarkannya pekerjaan kepada orang yang tidak berhak. Rosulullah ﷺ bersabda:

إِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ

"Jika amanah sudah disia-siakan maka tunggulah Hari Kiamat." --(HR. Bukhori No. 6496)

Beliau ditanya: "Ya Rosulullallah, bagaimana menyia-nyiakan amanah itu? Beliau bersabda:

إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ

"Jika sebuah perkara diserahkan bukan kepada ahlinya (yang tidak berhak), maka tunggulah Hari Kiamat." --(HR. Bukhori No. 6496)

Dan betapa banyak di zaman kita amanat diberikan kepada orang yang tidak berhak.

Kemudian yang keempat adalah salam hanya untuk orang yang dikenal. Rosulullah ﷺ bersabda di dalam sebuah hadist yang shohih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ إِذَا كَانَتْ التَّحِيَّةُ عَلَى الْمَعْرِفَةِ

"Sesungguhnya dari tanda-tanda kiamat adalah apabila ucapan salam hanya kepada orang yang dikenal." --(HR. Ahmad No. 3482)

Petunjuk Nabi ﷺ adalah memberikan salam kepada orang yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Benar apa yang dikabarkan Rosulullah ﷺ dan apa yang beliau sampaikan semuanya adalah wahyu dari Allah subhanahu wa ta'ala. Hal ini hendaknya menambah keimanan seorang muslim dan hendaknya dia waspada dan mempersiapkan dirinya sebaik-baiknya dengan hari kiamat yang semakin dekat ini.

Senin, 20 Januari 2020

Halaqoh 11 Sililah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi dan Sudah berlalu

Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi dan Sudah berlalu

Hari kiamat adalah Hari Akhir dunia ini. Allah subhanahu wa ta'ala mengabarkan bahwa hari tersebut sudah dekat, yaitu apabila dibandingkan dengan umur dunia ini secara keseluruhan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ

"Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya)." --(Al-Anbiya' : 1)

Tanda-tanda terjadinya hari kiamat sudah mulai bermunculan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً ۖ فَقَدْ جَاءَ أَشْرَاطُهَا ۚ

"Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya." --(Muhammad : 18)

Di antara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah diutusnya nabi kita Muhammad ﷺ. Beliau ﷺ pernah bersabda:

بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ

"Aku diutus, sementara antara aku dan hari kiamat adalah seperti dua jari ini (yakni jari telunjuk dan jari tengah)." --(HR. Bukhori No. 6505 dan Muslim No. 867)

Dan di antara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah terbelahnya bulan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ

"Telah dekat saat itu (Hari Kiamat) dan telah terbelah bulan." --(Al-Qomar : 1)

Dan telah terbelah bulan menjadi dua di zaman Rosulullah ﷺ ketika orang-orang musyrikin di awal beliau meminta bukti kerosulan beliau ﷺ. Kemudian Rosulullah ﷺ mengatakan kepada mereka: "Lihatlah! Lihatlah!" (HR. Muslim).

Dua tanda di atas sudah terjadi kurang lebih 1400 tahun yang lalu. Tentunya semakin dekatnya hari kiamat hendaknya menjadikan seorang muslim segera sadar dari kelalaian dia selama ini.

Jumat, 17 Januari 2020

Halaqoh 10 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Nikmat dan Adzab Kubur Bagian 02

Nikmat dan Adzab Kubur Bagian 02

Di dalam hadist Al-Baro' ibn 'Azib disebutkan bahwasanya orang yang beriman apabila bisa menjawab fitnah kubur dengan baik akan diberi alas yang berasal dari sorga, diberi pakaian dari sorga, dibukakan pintu menuju sorga sehingga dia diterpa angin sorga dan mencium wanginya sorga dan diluaskan kuburnya sejauh mata memandang. Kemudian ditemani amal sholeh yang selama ini dia lakukan di dunia yang Allah wujudkan berupa seorang yang berwajah bagus berpakaian indah dan berbau wangi. Adapun orang yang kafir, maka ketika dia tidak bisa menjawab fitnah kubur dia diberi alas yang berasal dari neraka, pakaian dari neraka, dibuka pintu menuju neraka sehingga dia diterpa angin yang panas dari neraka, kemudian disempitkan kuburnya sehingga tulang rusuknya saling bersilangan, kemudian ditemani dosa-dosa yang selama ini dia lakukan di dunia yang Allah wujudkan berupa seorang yang buruk rupa dan pakaian serta menyengat bau badannya.

Secara umum kemaksiatan adalah sebab adzab kubur. Rosulullah ﷺ telah menyebutkan beberapa kemaksiatan yang merupakan sebab adzab kubur di antaranya adalah namimah yaitu mengadu-domba, dan juga tidak menjaga kesucian diri dan juga pakaian dari air kencing sebagaimana dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori dan juga Muslim.

Adzab kubur bagi orang yang beriman bisa terhenti dan terputus dengan sebab tertentu, yaitu di antara adalah doa orang yang berziarah. Menghindari kemaksiatan dan bertaubat dari kemaksiatan adalah cara untuk selamat dari adzab kubur. Doa sebelum salam yang diajarkan Rosulullah ﷺ hendaknya jangan diremehkan meskipun hukumnya sunnah.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

"Ya Allah aku berlindung kepadamu dari siksa Jahannam, siksa kubur, dari fitnahnya kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnahnya Al Masih Ad-Dajjal." --(HR. Muslim, No. 588)

Dan kita memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala semoga Allah melindungi kita semua dari 'adzab kubur.

Rabu, 15 Januari 2020

Halaqoh 09 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Nikmat dam Adzab Kubur Bagian 01

Nikmat dan Adzab Kubur Bagian 01

Di antara beriman kepada Hari Akhir adalah beriman kepada adanya adzab dan nikmat kubur. Kewajiban seorang mukmin adalah beriman meskipun belum atau tidak mengetahui hakekat caranya. Kata kubur di sini adalah kebanyakan atau keumuman dan bukan merupakan pembatasan. Artinya seseorang akan tetap mendapatkan adzab atau nikmat kubur kalau memang dia berhak meskipun dia mati dalam keadaan tenggelam, atau terbakar, sehingga menjadi abu, atau dimakan binatang buas, dan lain-lain, tentunya dengan cara yang Allah ketahui.

Dalil adanya adzab kubur di dalam Al-Qur'an di antaranya adalah firman Allah subhanahu wa ta'ala tentang orang-orang munafiqin:

سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَىٰ عَذَابٍ عَظِيمٍ

"Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar." --(At-Taubah : 101)

Al-Imam Ath-Thobari rohimahullah berkata di dalam tafsirnya: "Adzab yang pertama adalah di dunia dan adzab kedua adalah di kubur." Di dalam hadist Al-Bara' ibn `Azib rodhiyallahu 'anhu yang panjang yang menceritakan tentang fitnah, nikmat dan adzab kubur, Rosulullah ﷺ bersabda:

اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

"Mintalah perlindungan kepada Allah dari 'adzab kubur." --(HR. Abu Daud No. 4753, 4754, dan Ahmad No. 17803)

Hadist-hadist tentang adzab kubur termasuk mutawatir menurut para ulama.

Halaqoh 08 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Fitnah Kubur

Fitnah Kubur

Di antara beriman kepada Hari Akhir adalah beriman dengan adanya fitnah kubur. Fitnah secara bahasa artinya adalah ujian. Fitnah kubur adalah tiga pertanyaan yang akan diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir kepada mayat, baik seorang mu'min, kafir, maupun orang munafiq - ditanya tentang siapa Robbnya, siapa Nabinya dan apa agamanya.

Suatu Rasulullah ﷺ pernah menguburkan mayat bersama para sahabat, kemudian beliau berkata kepada mereka:

اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ

"Mintalah ampunan untuk saudara kalian, dan mohonkanlah keteguhan untuknya, karena sesungguhnya sekarang dia sedang ditanya." --(HR. Abu Daud No. 3221)

Yang akan menjawab pertanyaan dengan baik adalah orang yang Allah teguhkan (tetapkan) hatinya yang dia dahulu di dunia mengenal Allah, mengenal Rosul-Nya, dan juga mengenal agama Islam. Kewajiban seorang muslim adalah bersungguh-sungguh mempersiapkan jawaban yang benar untuk menghadapi ujian yang soal-soalnya sudah dibocorkan ini. Dan penjelasan tentang mengenal Allah, Rosulullah, dan Agama Islam telah kita sebutkan di dalam Silsilah Ilmiyah ke 2, 3 dan juga 4.

Ada beberapa orang yang mereka kelak tidak akan menghadapi fitnah kubur. Di antaranya adalah para syuhada, yaitu orang-orang yang meninggal di dalam peperangan di dalam Allah subhanahu wa ta'ala. Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rosulullah ﷺ:

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا بَالُ الْمُؤْمِنِينَ يُفْتَنُونَ فِي قُبُورِهِمْ إِلَّا الشَّهِيدَ قَالَ كَفَى بِبَارِقَةِ السُّيُوفِ عَلَى رَأْسِهِ فِتْنَةً

Wahai Rasulullah, Mengapa kaum mukminin diuji (ditanya) di dalam kuburan mereka kecuali orang yang mati syahid?" beliau bersabda: "Cukuplah dengan kilatan pedang di atas kepalanya (orang yang mati syahid) sebagai ujian baginya." --(HR. An-Nasa'i No. 2053)

Di antara mereka adalah orang yang meninggal di hari Jum'at atau malam Jum'at. Rosulullah ﷺ:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

"Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum'at atau malam Jum'at, kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur." --(HR. Tirmidzi No. 1074)

Kita memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala semoga Allah subhanahu wa ta'ala menetapkan (meneguhkan) hati kita dan orang-orang yang kita cintai di dalam menghadapi fitnah kubur ini.

Selasa, 14 Januari 2020

Halaqoh 07 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Kematian

Kematian

Kematian adalah keluarnya nyawa seseorang dari jasadnya. Kematian adalah ciptaan Allah subhanahu wa ta'ala untuk menguji siapa di antara kita yang paling baik amalannya. Dia adalah sunnatullah bagi setiap jiwa bagaimanapun dia berusaha untuk lari dari kematian tersebut. Allah berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. --(Ali Imron 185)

Seseorang tidak mengetahui kapan dan dimana dia akan meninggal. Dan apabila dia datang, maka kematian tersebut tidak bisa diundurkan.

Sering mengingat mati adalah perkara yang diperintahkan oleh Nabi ﷺ. Diharapkan dengan mengingat mati seseorang lebih khusyuk dalam beribadah, bersegera bertaubat, dan tidak lalai dengan kenikmatan dunia yang fana ini. Rosulullah ﷺ bersabda:

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ

"Perbanyaklah oleh kalian mengingat pemutus semua kelezatan, yaitu kematian." --(HR. Tirmidzi No. 2307, Nasa'i No. 1824 dan Ibnu Majah No. 4258, berkata Syaikh Al-Albani hadist ini hasan shohih)

Harapan setiap muslim adalah meninggal dalam keadaan husnul khotimah, yaitu meninggal dalam keadaan ta'at kepada Allah. Caranya adalah dengan berdoa dan menjaga ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta'ala selama hidupnya. Di dalam sebuah hadist yang shohih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rosulullah ﷺ mengabarkan bahwasanya Allah subhanahu wa ta'ala apabila menghendaki kebaikan kepada sorang hamba maka akan diberikan taufiq untuk beramal sholeh sebelum dia meninggal dunia. Dan di antara amal sholeh tersebut adalah mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah. Rosulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

"Barang siapa yang akhir perkataanya adalah Laa Ilaaha Illallaah, dia masuk sorga." --(HR. Abu Daud No. 3116)

Kecanduan melakukan dosa baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi tanpa diiringi dengan taubat dikuatirkan bisa menjadi sebab su'ul khotimah. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala membersihkan hati kita dari ketergantungan dengan dosa.

Senin, 13 Januari 2020

Halaqoh 06 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Penghapus Dosa

Penghapus Dosa

Setiap anak adam pasti memiliki dosa. Oleh karena itu seorang muslim hendaknya mengetahui perkara-perkara yang bisa menghapus dosa-dosa tersebut supaya dia keluar dari dunia dalam kedaan sebersih mungkin dari dosa.

Empat perkara yang apabila diamalkan bisa menghapus dosa seseorang:

Yang pertama adalah taubat nashuha. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu." --(At-Tahrim : 8)

Taubat yang nashuha adalah taubat yang terpenuhi tiga syarat: (1) Penyesalahan yang mendalam, (2) meninggalkan maksiat tersebut, dan (3) bertekad kuat untuk tidak melakukannya di masa akan datang. Apabila dosa tersebut berkaitan dengan hak orang lain maka hendaklah segera menunaikan hak tersebut dan segera minta dihalalkan. Apabila berupa harta, maka segera dikembalikan hartanya, dan apabila berupa kehormatan, maka hendaklah segera meminta maaf.

Yang kedua adalah memperbanyak memohon maghfiroh (ampunan) dari Allah subhanahu wa ta'ala. Dan makna memohon maghfiroh, yang pertama adalah memohon supaya ditutupi dosanya dari manusia, kemudian memohon supaya dosa-dosa tersebut dihapus oleh Allah subhanahu wa ta'ala sehingga tidak diadzab dengan dosa yang sudah dilakukan. Rosulullah ﷺ bersabda:

وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

"Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar (meminta ampunan) dan bertaubat kepada Allah dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali." --(HR. Bukhori No. 6307)

Yang ketiga adalah beramal sholeh. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ

"Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk." --(Hud : 114)

Yang keempat adalah bersabar ketika tertimpa mushibah. Rosulullah ﷺ bersabda:

مَا مِنْ مُصِيبَةٍ تُصِيبُ الْمُسْلِمَ إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا

"Tidaklah satu mushibah pun menimpa muslim itu kecuali Allah menghapuskan dosa dengan mushibah itu darinya bahkan sekalipun duri yang melukainya." --(HR. Bukhori No. 5640 dan Muslim No. 2572)

Oleh karena itu janganlah seorang muslim berputus asa bagaimanapun besar dosa yang dia lakukan. Perbaikilah amal di sisa umur yang ada. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala, Al-Ghofur Ar-Rohim, mengampuni dan menutupi dosa-dosa kita yang telah lalu.

Minggu, 12 Januari 2020

Halaqoh 05 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Dosa-Dosa Besar dan Dosa-Dosa Kecil

Dosa-Dosa Besar dan Dosa-Dosa Kecil

Di antara dosa yang berbahaya bagi kehidupan seorang hamba di akhirat adalah dosa bid'ah yang tidak sampai mengkafirkan pelakunya. Bid'ah secara istilah syari'at adalah cara yang diada-adakan dalam agama yang menyerupai syariat, yang dimaksudkan untuk berlebih-lebihan di dalam bertaqorrub kepad Allah subhanahu wa ta'ala. Dan bid'ah adalah perkara yang paling jelek. Rosulullah ﷺ bersabda:

وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

"Dan seburuk-buruknya perkara adalah adalah perkara yang diada-adakan, dan setiap bid'ah adalah sesat." --(HR. Muslim No. 867)

Orang yang melakukan bid'ah seakan-akan menganggap agama yang dibawa oleh Rosulullah ﷺ belum sempurna dan seakan-akan dia telah menuduh Rosulullah ﷺ mengkhianati risalah Allah subhanahu wa ta'ala. Pelaku bid'ah menganggap dirinya di atas petunjuk, sehingga sulit dia untuk mendapat hidayah, kecuali orang yang Allah subhanahu wa ta'ala rahmati.

Yang kedua di antara dosa-dosa yang berbahaya bagi seseorang adalah dosa-dosa besar. Yaitu dosa-dosa yang diancam pelakunya dengan hukuman di dunia atau laknat dari Allah subhanahu wa ta'ala atau amarah dari Allah subhanahu wa ta'ala, atau diancam dengan neraka, seperti berzina, mencuri, riba, durhaka kepada orang tua, membunuh tanpa hak, dan lain-lain.

Kemudian yang ketiga adalah dosa-dosa kecil, yaitu dosa-dosa yang tidak sampai kepada dosa-dosa besar seperti melihat kepada aurat wanita yang tidak halal baginya, dan lain-lain. Dosa kecil ini bisa menjadi besar karena beberapa sebab di antaranya apabila dilakukan secara terus-menerus, tanpa melakukan taubat kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Rosulullah ﷺ bersabda:

إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ

"Hati-hatilah kalian dengan dosa-dosa yang dianggap ringan karena sesungguhnya dosa-dosa tersebut berkumpul pada diri seseorang sampai membinasakannya." --(Hadist Shohih diriwayatkan oleh Ahmad No. 3627)

Dosa berupa kezholiman kepada orang lain baik harta, kehormatan, maupun fisik akan menjadi penyesalan di hari kiamat apabila tidak meminta dihalalkan di dunia ini.

Halaqoh 04 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Meninggalkan Kemaksiatan Bekal Perjalanan Menuju Akhirat

Meninggalkan Kemaksiatan Bekal Perjalanan Menuju Akhirat

Meninggalkan kemaksiatan apabila dilakukan karena takut kepada Allah berdasarkan dalil yang shohih maka ini akan menjadi pahala bagi seorang hamba. Sebaliknya, kemaksiatan apabila dilakukan seorang hamba maka itu akan menjadi sayyi'ah, dosa yang membahayakan keselamatan dia di akhirat.

Dosa itu bertingkat-tingkat, dan dosa yang paling berbahaya adalah dosa yang mengekalkan pelakunya di dalam neraka apabila dia mati dan tidak bertobat dari dosa tersebut. Yang pertama adalah kufur besar atau kekafiran, yaitu menentang apa yang dibawa oleh seorang utusan Allah subhanahu wa ta'ala seperti menentang tauhid, mendustakan kenabian seorang rosul Allah, mengingkari syariat yang beliau bawa padahal dia mengetahui bahwa itu adalah syari'atnya, atau mengejek dan mengolok-olok Allah, rosulNya dan juga ayat-ayatNya, dan lain-lain. Allah berfirman:

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. --(Al-Baqoroh : 39)

Yang kedua adalah syirik besar. Syirik ini lebih khusus daripada kekufuran. Setiap syirik adalah kekufuran, dan tidak setiap kekufuran adalah syirik. Allah berfirman:

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. --( Al-Maidah : 72)

Yang ketiga adalah nifaq besar, yaitu menyembunyikan kekufuran di dalam hati dan menampakkan keimanan dengan lisan dan perbuatan. Orang munafiq itu termasuk orang kafir, bahkan lebih besar dosanya daripada orang kafir yang menampakkan kekafirannya, dan diakhirat adzabnya lebih berat. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. --(An-Nisa' : 145)

Alhamdulullah, yang telah memberikan petunjuk kepada kita ke dalam Islam.

Halaqoh 03 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Menjalankan Perintah Allah Bekal Menuju Akhirat

Menjalankan Perintah Allah Bekal Menuju Akhirat

Perintah Allah subhanahu wa ta'ala apabila dijalankan dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rosulullah ﷺ maka akan menjadi hasanah atau pahala dan bekal menuju akhirat bagi seorang hamba. Perintah yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wa ta'ala adalah apa yang Allah wajibkan. Rosulullah ﷺ bersabda Allah subhanahu wa ta'ala berkata:

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ

"Dan tidaklah hambaKu bertaqorrub kepadaKu dengan sesuatu yang lebih aku cintai daripada apa yang sudah Aku wajibkan atasnya." --(HR. Bukhori No. 6502)

Oleh karena itu sorang muslim hendaknya memperhatikan kewajiban-kewajiban yang telah Allah wajibkan atasnya dan melaksanakan kewajiban tersebut dengan sebaik-baiknya.

Kewajiban itu ada yang berkaitan dengan hak Allah seperti tauhid, shalat lima waktu, puasa romadhon, haji bagi yang wajib dan lain-lain, dan jua ada yang berkaitan dengan hak makhluk, seperti menafkahi orang yang menjadi tanggungan, berbakti kepada kedua orang tua, dan lain-lain.

Kemudian apabila seorang hamba memiliki waktu dan kemampuan maka hendaknya dia menambahnya dengan amal shaleh yang mustahab atau disunnahkan, seperti sholat-sholat sunnah, puasa-puasa sunnah, shodaqoh sunnah, membaca Al-Qur'an, dan lain-lain. Memilih di antara amalan tersebut yang bisa dia kerjakan dengan baik, bisa dilakukan secara terus-menerus. Di antara amalan yang besar pahalanya adalah menuntut ilmu agama, dzikrullah, berjihad di jalan Allah subhanahu wa ta'ala, akhlak yang baik, berdakwah di jalan Allah, dan lain-lain.

Orang yang sibuk dengan sesuatu yang menjadi kewajibannya sehingga tidak bisa mengerjakan sesuatu yang mustahab atau sunnah, maka dia mendapatkan uzur. Adapun orang yang sibuk dengan sesuatu yang mustahab kemudian dia lalai dengan kewajiban dia maka orang tersebut adalah orang yang tertipu. Mintalah kepada Allah subhanahu wa ta'ala pertolongan di dalam beramal dan mintalah kepadaNya supaya amalan tersebut diterimaNya. Semoga Allah sebuhanahu wa ta'ala memasukkan kita ke dalam SorgaNya dengan sebab amal kita yang sedikit dan penuh dengan kekurangan ini, dan rahmat Allah subhanahu wa ta'ala lebih kita harapkan daripada amal kita.

Halaqoh 02 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Bekal Perjalanan Menuju Akhirat

Bekal Perjalanan Menuju Akhirat

Perjalanan menuju negeri akhirat adalah perjalanan yang sangat panjang. Seorang hamba membutuhkan bekal yang cukup agar sampai ke dalam sorga Allah subhanahu wa ta'ala dengan selamat. Bekal tersebut adalah taqwa kepada Allah. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa --(Al-Baqoroh : 197)

Bertaqwa kepada Allah adalah melaksanakan perintah Allah berdasarkan dalil yang shohih dengan niat mengharap pahala dari Allah subhanahu wa ta'ala dan menjauhi kemaksiatan kepada Allah berdasarkan dalil yang shohih karena takut dengan adzab Allah subhanahu wa ta'ala.

Orang yang berbahagia kelak adalah orang yang bersabar di dunia ini dan istiqomah untuk mengumpulkan bekal yang cukup bagi perjalanan yang sangat panjang tersebut. Merekalah orang-orang yang tidak akan takut dengan apa yang akan mereka hadapi dan mereka tidak akan bersedih dengan apa yang mereka tinggalkan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. --(Al-Ahqof : 13)

Dan orang yang celaka di akhirat adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya selama di dunia dan dia lalai dengan hari pembalasan. Allah berfirman:

إِنَّ هَٰؤُلَاءِ يُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَاءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيلًا

Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat). --(Al-Insan : 27)

Sabtu, 11 Januari 2020

Halaqoh 01 Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir: Makna dan Dalil Beriman Kepada Hari Akhir

Makna dan Dalil Beriman Kepada Hari Akhir

Hari akhir dinamakan demikian karena tidak ada hari setelahnya. Tidak ada lagi hari yang kita kenal yang dimulai dengan terbitnya matahari dan diakhiri dengan tenggelamnya. Makna beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan segala hal yang berhubungan dengan hari akhir tersebut, mulai dari kematian, fitnah kubur, nikmat dan adzab kubur, tanda-tanda hari kiamat, kebangkitan manusia, dikumpulkannya manusia, perhitungan dan penimbangan amal, dan seterusnya sampai masuknya manusia kedalam surga atau neraka.

Beriman kepada hari akhir termasuk rukun iman yang tidak sah iman seseorang bila tidak beriman dengannya. Allah berfirman:

وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

"Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya." --(An-Nisa' 136)

Rosulullah ﷺ bersabda:

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

"Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk." --(HR. Muslim No. 8)

Tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat kecuali Allah subhanahu wa ta'ala. Allah berfirman:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. --(Al-A'raf : 187)

Malaikat Jibril 'alaihissalam pernah menjelma sebagai seorang laki-laki dan datang kepada Rosulullah ﷺ dan bertanya tentang kapan hari kiamat terjadi. Maka beliau ﷺ menjawab:

مَا الْمَسْؤُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ

"Yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada yang ditanya." --(HR. Muslim No. 8)

Apabila Malaikat Jibril yang paling dekat dengan Allah subhanahu wa ta'ala dan Rosulullah ﷺ, nabi yang paling dekat dengan Allah tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat maka bagaimana selain keduanya bisa mengetahui. Yang lebih penting daripada itu bagi seorang hamba yang berakal adalah mempersiapkan bekal yang cukup untuk menghadapi hari tersebut.